Angka kematian ibu sebanyak 10 kasus dan 8 diantaranya karena Covid-19.
- 48 Jamaah Diberangkatkan Melalui Bandara JB Soedirman Purbalingga
- Eks Napiter Ikuti Sosialisasi Yayasan Gema Salam dan Wawasan Kebangsaan
- PAM Sendang Kamulyan Batang Bakal Tanam 10 Ribu Kopi Arabica Organik
Baca Juga
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat DKK Kota Salatiga, Suparli, SKM., M.Kes ditengah Pembelajaran Audit Maternal Perinatal (AMP) pada kasus kematian ibu dan bayi Kota Salatiga, di Ruang Plumpungan Setda Kota Salatiga, Rabu (05/01).
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah perwakilan dari oganisasi IDI dan IBI, komunitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Ibu dan anak, praktek mandiri bidan, dan tim dari DKK Kota Salatiga.
Dikatakannya, kematian ibu sebanyak 10 kasus merupakan situasi Kesehatan Ibu dan Anak di Kota Salatiga sampai dengan akhir tahun 2021.
"Dari target 2 kasus, Kesehatan Ibu dan Anak di Kota Salatiga sampai dengan akhir tahun 2021 sebanyak 10 kasus dan 8 diantaranya karena Covid-19," kata Suparli.
Sedangkan, lanjut dia, untuk jumlah kematian bayi mencapai 29 kasus (target 26 kasus). Kemudian untuk prosentase balita stunting di Tahun 2020 sebesar 9,59% (target <14%) dan tahun 2021 sebesar 10,54% (target <12%),” jelasnya.
Sementara itu, data kematian ibu, bayi dan balita, mengupas dan menganalisa kematian, ketersediaan tenaga kesehatan, dan prosedur pemberian layanan kesehatan.
Terkait kegiatan Pembelajaran Audit Maternal Perinatal (AMP) pada kasus kematian ibu dan bayi Kota Salatiga ia menegaskan dapat menghasilkan apa saja yang menjadi prioritas.
"Dimana yang mempengaruhi faktor-faktor terhadap kejadian kematian ibu dan anak, sebagai bentuk diseminasi informasi prosedur layanan dan upaya meningkatkan kemampuan SDM kesehatan di Kota Salatiga," tandasnya.
- Pemkot Semarang Gencar Lakukan Perbaikan Drainase Jelang Musim Hujan
- Para Pemudik Mulai Manfaatkan Layanan Valet Ride Polda Jateng
- Kota Semarang Saat Ini Memiliki 106 Kampung Iklim