Sosok Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI AD yang bertugas di wilayah Rawa Pening, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang ini, patut dibanggakan.
- Antisipasi Kebakaran Hutan Karena Kemarau Panjang, Jalur Pendakian Gunung Lawu Ditutup Sementara
- Pastikan Keamanan dan Kelancaran Nataru, Dishub Grobogan Terjunkan 52 Personil
- BWI Kota Semarang Dipacu Mendata dan Legalkan Tanah serta Bangunan Wakaf
Baca Juga
Di tengah pandemi Virus Corona saat ini, tugasnya bertambah. Bukan hanya di bidang hankam, namun Babinsa menjadi agen pencegahan, pendeteksian, dan penanggulangan Covid-19.
Seperti kisah Sersan Mayor (Serma) Parjianto. Babinsa Asinan Koramil 13 Kodim 0714 Salatiga ini mampu menyedot perhatian publik lantaran kisahnya membawa inspiratif bagi banyak pihak.
Ada yang menarik ketika RMOLJateng berkesempatan mengikuti satu hari penuh perjalanan tugas Serma Parjianto.
Berbekal bronjong di bagian belakang kendaraan dinas bantuan Pemda Semarang, hampir setiap hari Serma Parjianto membawa belasan bungkus bantuan sembako TNI.
"Bronjong di motor dinas saya ini dikemas khusus untuk membawa paket sembako," kata Serma Parjianto ditemui di desa binaannya, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, tepatnya di kawasan Rawa Pening, Kamis (29/7).
Paket-paket sembako yang dibawanya adalah bantuan dari Kodam IV/Diponegoro yang dibagikan kepada warga terdampak PPKM level 4.
Pemilihan Babinsa untuk dilibatkan dalam penyebaran bantuan sembako TNI AD itu, memiliki alasan khusus.
"Karena keseharian kami bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga sangat paham siapa-siapa warga terdampak Covid-19," ungkapnya.
Gesit, jeli, pantang mengeluh tampak jelas saat Serma Parjianto blusukan membagikan bantuan paket sembako.
Keluar masuk gang sempit, jalan setapak serta menerjang jalanan makadam dengan sepeda motor maconya, Serma Parjianto mengaku, tak ingin ada warga yang terlewatkan bantuan tersebut.
Bantuan itu harus benar-benar tepat sasaran, kepada warga terdampak Covid-19 yang hampir dua tahun melanda negeri ini, serta PPKM darurat yang kini berganti nama menjadi PPKM level 4.
"Jika ada warga yang belum kebagian sementara bantuan yang dibawa habis karena berdasarkan kuota, ya, kita berupaya menggunakan dana pribadi," terang Serma Parjianto.
Tak minta dipuji, atau pun berburu perhargaan jauh dari impian pria 47 tahun itu. Tindakan itu semata-mata wujud keikhlasannya untuk meringankan beban masyarakat di tengah kesulitan ekonomi saat ini.
Tugas dan tanggung jawab sebagai seorang Babinsa, telah menyatu dengan jiwa dan raganya.
Ketika ada masyarakat tidak puas, Parjianto mengaku siap menerima protes, keluhan, bahkan makian pun siap diterima, dengan lapang dada.
Bukan hanya membagikan paket, Serma Parjianto juga mengajak masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Dalam bertugas, dia dan rekan sesama Babinsa lainnya menyiapkan diri dengan sekotak masker.
"Ketika melihat ada warga yang tidak pakai masker, kita beri pengertian bahwa masker sekarang sebuah kewajiban. Pakai masker harga mati. Tidak pakai masker bisa mati," ujarnya, menirukan slogan pencegahan Covid-19.
Ya, Babinsa adalah ujung tombak TNI di tengah masyarakat. Seperti disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bahwa Babinsa TNI AD merupakan ujung tombak TNI di tengah masyarakat yang menjadi agen pencegahan, pendeteksian, dan penanggulangan Covid-19.
- Gangguan Mesin, Helikopter Milik TNI AD Mendarat Darurat di Blora
- Jelang HUT Ke-78 Bhayangkara, Polres Wonogiri Gelar Baksos dan Pemberian Beasiswa
- Bantuan Sembako untuk Pekerja di Stasiun Tawang Semarang