Sido Muncul Catat Peningkatan Penjualan Ekspor 39% pada Kuwartal III Tahun 2021

Dirut Sido Muncul, David Hidayat/RMOLJateng
Dirut Sido Muncul, David Hidayat/RMOLJateng

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk menunjukkan kinerja menggembirakan dengan mencetak kenaikan penjualan ekspor yang tumbuh 39


Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat. Tidak hanya peningkatan penjualan ekspor, pendapatan dan labanya juga  melejit. 

"Laporan keuangan per 30 September 2021, Sido Muncul mencetak penjualan sebesar Rp2,77 triliun atau naik 18,7% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,25 triliun," terang David Hidayat, Jumat (24/12/2021).

Menurut David, beban pokok penjualan Sido Muncul juga meningkat menjadi Rp1,21 triliun pada 9 bulan 2021 dibandingkan dengan Rp1,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

"Dengan demikian, laba bruto perseroan meningkat menjadi Rp1,56 triliun dari posisi Rp1,21 triliun," tambahnya.

Dikatakan David, pertumbuhan itu menandakan adanya kebangkitan kembali pasar ekspor yang sebelumnya sempat melemah akibat pandemi Covid-19.

"Pasar ekspor tumbuh 39% pada sembilan bulan pertama 2021. Pertumbuhan mengalami kenaikan dari pemulihan permintaan negara-negara tujuan ekspor seperti Malaysia dan Nigeria,” ujar David.

Menurutnya, pada periode kuartal III/2021, Sido Muncul membukukan pertumbuhan yang sangat baik. Penjualan tumbuh 41% dibandingkan kuartal III tahun sebelumnya, atau tumbuh sebesar 30,2% dibandingkan dengan kuartal II/2021.

"Laba Bersih Setelah Pajak juga mengalami pertumbuhan yang memuaskan sebesar 60% pada kuartal III tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu," tandasnya.

David menambahkan untuk periode yang berakhir hingga September 2021 lalu, penjualan perusahaan tumbuh sebesar 23% dan Laba Bersih Setelah Pajak tumbuh sebesar 35% dengan peningkatan margin bersih sebesar 3% menjadi 31%. 

Adapun, beban penjualan dan pemasaran meningkat menjadi Rp355,85 miliar dari posisi Rp305,34 miliar, beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp144,23 miliar dari Rp134,34 miliar. 

"Laba usaha pun tercatat naik menjadi Rp1,07 triliun per September 2021 dari Rp786 miliar per September 2020," tandas David lagi.

Dengan demikian, tutur David, per kuartal III/2021 laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp865,49 miliar naik 35,06% dari periode yang sama tahun lalu Rp640,8 miliar. 

Sementara itu, total aset perseroan per 30 September 2021 tercatat Rp3,65 triliun turun dari posisi akhir tahun sebesar Rp3,84 triliun.

Rinciannya, total aset lancar turun menjadi Rp1,85 triliun dari Rp2,05 triliun, sedangkan aset tidak lancar relatif stabil sebesar Rp1,79 trilliun. 

"Disisi lain, total liabilitas perseroan tercatat Rp587,23 miliar hingga September 2020, turun dibandingkan dengan Rp627,77 miliar per akhir tahun lalu. Rinciannya, total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp509,59 miliar dari Rp560,04 miliar, sementara liabilitas jangka panjang meningkat menjadi Rp77,64 miliar dari Rp67,763 miliar," terang David lagi.

Melihat pencapaian kinerja yang cemerlang pada kuartal III/2021, Sido Muncul sangat optimistis pada prospek bisnis 2022. Bahkan diyakini bisa mengantongi pertumbuhan penjualan dan laba bersih di atas 15% pada 2022. 

“Permintaan masyarakat akan produk-produk kesehatan terutama yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh akan meningkat. Seperti Tolak Angin, produk herbal suplemen dan vitamin. Adapun alokasi capex yang akan kami gunakan di 2022 berkisar di kisaran Rp200 milyar,” tutur David.

Lebih jauh David menegaskan, Sido Muncul tahun depan bakal menentukan strategi untuk mengenjot ekspor produk minyak atsiri nilam melalui anak perusahaannya PT Semarang Herbal Indoplant (SHI), menyusul mulai membaiknya pasar ekspor terhadap produk extrak rempah itu.

“Perusahaan akan menggalakkan penjualan bahan baku (extrak rempah) ke perusahaan makanan, minuman dan farmasi di berbagai negara potensil dengan mengoptimalkan kapasitas unit extraksi kami,” ujar David.

Negara-negara potensial, lanjutnya, menjadi fokus pengembangan pasar ekspor bahan rempah, selain beberapa negara di kawasan Asian dan Timur Tengah yang juga memiliki potensi pasar cukup besar ke depan.

“Bahkan perusahaan kini mulai gencar melakukan pengembangan market baru di negara-negara Perancis, Amerika, Shanghai dan India,” pungkas  David.