Pemerintah Sri Lanka telah mengeluarkan imbauan kepada warganya untuk tetap tinggal di rumah selama dua pekan, setelah membatasi pasokan bahan bakar hanya untuk layanan penting.
- Pemimpin Senior Al Qaeda Abdul Hamid Al-Matar Dilaporkan Tewas
- Komunitas Diaspora Indonesia Sebut Usulan Nama Jalan Soekarno-Ataturk Bentuk DIplomasi Tingkat Tinggi
- Militer Afghanistan Rebut Kembali Tiga Distrik yang Dikuasai Taliban
Baca Juga
Jurubicara pemerintah, Bandula Gunawardena mengatakan distribusi bahan bakar akan dibatasi hingga 10 Juli, di mana pasokan untuk angkutan umum antar provinsi juga akan dihentikan, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL.
"Pelabuhan, pelayanan kesehatan, transportasi makanan akan diberikan bensin dan solar, sementara semua sektor lainnya diminta untuk tetap di rumah dan memberikan layanan online di masa sulit ini," kata Gunawardena, seperti dikutip AFP.
“Negara kita menghadapi krisis keuangan dan valuta asing yang belum pernah terjadi sebelumnya," tambah dia.
Pekan lalu, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan bahwa ekonomi telah "benar-benar runtuh", Sri Lanka tidak dapat membeli bahan bakar karena kekurangan kebutuhan pokok dan listrik yang memburuk.
Kendati begitu, ia mengatakan pembicaraan antara pemerintah dan Dana Moneter Internasional (IMF) serta kreditur bilateral lain, seperti India dan China, sedang dilakukan.
Sebelum meminta warganya untuk tetap tinggal di rumah, Sri Lanka juga telah menutup sekolah dan meminta pegawai negeri untuk bekerja dari rumah demi membatasi transportasi.
- Korea Utara Panggil Pulang 43 Dubesnya
- India Dan ASEAN Bisa Jadi Pusat Pertumbuhan Indo-Pasifik
- Menlu Retno Kantongi Tambahan Bantuan 30 Juta Dolar AS untuk Penanganan Covid-19