Kritikan pedas dialamatkan ke Ukraina setelah akun resmi milik pemerintah mengunggah postingan terkait mundurnya Liz Truss sebagai perdana menteri Inggris.
- Dikecam, Kekejaman Polisario di Tindouf
- Pelaku Bisnis Kuliner di Italia Langgar Aturan Covid-19
- MUI Kecam Pembunuhan Jurnalis Al Jazeera
Baca Juga
Seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, sebuah unggahan di Twitter, yang kini sudah dihapus, akun resmi Pemerintah Ukraina memposting pesan, yang oleh beberapa orang dianggap sebagai dukungan langsung agar mantan Perdana Menteri Boris Johnson kembali berkuasa.
Meme bertuliskan " Better Call Boris" muncul pada Kamis (20/10) dan langsung mengundang kritik, dengan beberapa warga Inggris bahkan menyebutnya sebagai upaya campur tangan.
Postingan tersebut menampilkan karakter utama drama TV AMC Better Call Saul memegang potongan gambar Johnson dengan tulisan "Better Call Boris" di sebelahnya.
"Apakah Anda mempertimbangkan untuk tidak mengomentari proses politik negara lain – dengan maksud untuk tidak mengasingkan basis dukungan Anda yang luas, dan karena Anda tidak mengerti apa yang terjadi di sana?" kata Steve Peers, seorang profesor hukum Uni Eropa di University of Essex, seperti dikutip dari AFP, Jumat (21/10).
“Lebih baik panggil Boris apa?! Tweet ini pasti lelucon yang buruk dan tidak yakin apa niatnya," seorang netizen lagi menimpali.
Pemimpin Partai Buruh, Sir Keir Starmer mengatakan dia “ agak terkejut ” dengan tweet tersebut. Namun demikian, dia mengatakan itu tidak mempengaruhi dukungan partainya yang tak tergoyahkan terhadap Ukraina dalam menghadapi serangan militer Rusia.
Johnson, yang dipaksa mundur pada awal September menyusul serangkaian skandal, telah mengembangkan hubungan dekat dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky selama masa jabatannya. Dia adalah salah satu pendukung Kyivv yang paling vokal.
Pengganti Johnson, Liz Truss, hanya bertahan selama enam minggu berkuasa, dan harus mengundurkan diri pada Kamis di tengah meningkatnya tekanan dari sesama anggota Partai Konservatif.
Pengguna media sosial lainnya menulis: “ Sangat tidak pantas mencampuri urusan dalam negeri suatu negara dengan cara seperti ini."
Partai tersebut sekarang berencana untuk memilih pemimpin baru, di mana Johnson secara luas disebut-sebut sebagai salah satu kandidat yang mungkin masuk bursa pemilihan.
- Teuku Rezasyah Dilantik Jadi Ketua Grup Studi Juche Indonesia
- Anak 6 Tahun Jadi Korban Rasisme Anti-Asia
- India Bantu Warga Afghanistan yang Melarikan Diri