Gelak tawa mengisi udara di kompleks SD Karangasem, Kecamatan Batang, ketika ratusan siswa SD berkumpul untuk mengikuti ajang bergengsi Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI).
- Pengamat Politik Pertanyakan Kapasitas Pimpinan KPK dengan Masa Jabatan Diperpanjang
- Rudi Soal Deklarasi Capres: Tunggu Rekomendasi Ketua Umum
- 6.167 KPPS Kota Pekalongan Jalani Bimtek dari KPU
Baca Juga
Di salah satu sudut kelas, suasana menjadi lebih meriah ketika puluhan siswa tampil bergantian, menampilkan bakat mereka dalam ber-stand up comedy atau yang dalam istilah Jawa disebut dhagel ijen.
Kemeriahan ini tak lepas dari inovasi baru yang diperkenalkan dalam ajang tersebut, yaitu lomba dhagel ijen, sebuah bentuk stand up comedy dalam bahasa Jawa yang belum pernah diperlombakan sebelumnya.
M. Syarifudin, ketua panitia FTBI Kecamatan Batang, lomba ini menjadi salah satu daya tarik utama yang memancing antusiasme para siswa dan penonton.
"Sebelumnya belum ada, ini cabang baru. Dhagel ijen namanya, kalau di istilah televisi itu stand up comedy," ujarnya, Kamis (3/9).
Melalui lomba dhagel ijen, para siswa tidak hanya ditantang untuk membuat penonton tertawa, tetapi juga untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dan bercerita mereka. M. Syarifudin berharap, melalui lomba ini, anak-anak dapat belajar menyampaikan sesuatu yang menarik kepada audiens dengan cara yang lucu dan menghibur.
"Dhagel ijen itu biar anak-anak bisa berkomunikasi, kemudian bisa bercerita, bisa menyampaikan sesuatu yang menarik pada audiens," tambahnya.
Tema yang diangkat dalam lomba ini cukup relevan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak zaman sekarang. Dari cerita lucu tentang kejadian di sekolah hingga pengalaman unik mereka sehari-hari, semua disampaikan dalam balutan humor yang segar dan menghibur. Semakin banyak tawa yang tercipta, semakin tinggi pula penilaian yang diberikan oleh para juri.
Antusiasme para peserta dalam mengikuti lomba dhagel ijen ini terlihat dari persiapan yang mereka lakukan. Akilah Milly Nur Prasetya, siswa kelas 6 dari SD Proyonanggan 5, misalnya, mengaku tidak merasa malu saat tampil di depan teman-temannya.
"Ceritanya tentang kehidupan lucu saat sekolah. Latihannya 2 mingguan, cerita lucu-lucu," tuturnya dengan penuh semangat.
Akilah adalah salah satu dari 376 siswa yang mengikuti berbagai kategori lomba dalam FTBI tingkat Kecamatan Batang tahun ini. Dari 60 sekolah yang turut serta, masing-masing peserta telah mempersiapkan diri dengan serius.
Selain dhagel ijen, FTBI Kecamatan Batang juga menggelar berbagai lomba lain yang tidak kalah menarik. Dari geguritan, mendongeng, hingga macapat dan aksara Jawa, semua lomba dirancang untuk mengembangkan kecintaan siswa terhadap bahasa dan budaya Jawa. Lomba ini dilaksanakan secara berjenjang, dimulai dari tingkat kecamatan, kemudian lanjut ke tingkat kabupaten, hingga tingkat provinsi.
Kehadiran lomba dhagel ijen sebagai salah satu kategori baru di FTBI disambut positif oleh berbagai kalangan. Lomba ini dianggap mampu memberikan warna baru dalam upaya melestarikan bahasa Jawa, khususnya di kalangan generasi muda.
"Dengan adanya lomba ini, kita berharap anak-anak tidak hanya mengenal bahasa Jawa sebagai pelajaran di sekolah, tetapi juga bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam konteks yang lebih kreatif seperti stand up comedy," pungkas M. Syarifudin.
Lomba dhagel ijen ini bukan hanya sekadar ajang untuk menunjukkan kemampuan humor para siswa, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat identitas budaya mereka. Di tengah gempuran arus globalisasi, upaya melestarikan bahasa daerah seperti bahasa Jawa melalui kegiatan yang kreatif dan menyenangkan ini menjadi semakin penting.
- Ketua Gerindra Jateng: Prabowo Jadi Presiden, Anak Muda Sejahtera, Nelayan dan Petani Makmur
- Gema Demak Deklarasikan Dukungan untuk Kapolda jadi Jateng 1
- TGB Zainul Majdi Kunjungi Rumah Pengasingan Presiden Pertama di Bengkulu