RMOLJateng- Pendaftaraan pedagang yang akan masuk ke Pasar Johar diperpanjang hingga tanggal 14 Juni 2021. Pasalnya, masih ada 3.000 lebih pedagang yang belum mendaftar melalui aplikasi e-Pendawa. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan pedagang dalam menggunakan teknologi.
- Diskusi dengan Warga Wadas, Ganjar Turunkan Tim
- Pandemi Covid 19, Perceraian di Demak Naik, 70% Karena Masalah Ekonomi
- Nelayan Jepara Sumringah karena Diguyur Bantuan
Baca Juga
- Pendaftaraan pedagang yang akan masuk ke Pasar Johar diperpanjang hingga tanggal 14 Juni 2021. Pasalnya, masih ada 3.000 lebih pedagang yang belum mendaftar melalui aplikasi e-Pendawa. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan pedagang dalam menggunakan teknologi.
Sedangkan petugas dari Dinas Perdagangan hanya melakukan pendampingan serta mengarahkan para pedagang dan bukan mengisikan data pada aplikasi.
Untuk itu, beberapa pedagang mendaftar secara kolektif melalui paguyuban pedagang yang ada di Pasar Johar. Tujuan agar lebih cepat proses pendaftaran dan tidak terjadi aalah penginputan data.
Salah satunya adalah Sub Rayon Johar Selatan Bawah yang membuka posko bagi pedagang untuk mendaftar secara online melalui aplikasi e-Pendawa.
"Kalau yang di aula Blok F-10 ini hanya pendampingan saja, inputnya kita serahkan ke pedagang. Nah ada juga yang mengirim perwakilan, kemudian diajari petugas, dan membuka layanan kolektif bagi kelompoknya," kata Korwil Relokasi Pasar Johar di Kawasan MAJT Haris Handoko, Jumat (10/6).
Cara ini digunakan untuk pendataan masing-masing kelompok. Nantinya ketua kelompok bisa melakukan input data didampingi pemilik lapak.
"Setiap kelompok ada yang membuka secara kolektif, ya kita monggo saja," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PPJP Sub Rayon Johar Selatan Bawah, Robert Wibowo mengakui jika kendala yang dihadapi dilapangan adalah banyaknya pedagang yang sudah lanjut usia, sehingga sulit untuk menggunakan smartphone atau komputer.
"Banyak pedagang yang usia lanjut ini kesulitan, kadang dibantu anaknya. Kalau syaratnya sesuai sih ngga masalah, tapi ada yang kurang ataupun hilang jadi harus ngurus ke dinas dulu," ucap Robert.
Sebelumnya ada tim dari Dinas yang melakukan sosialisasi ke pedagang, pedagang pun mengirimkan wakilnya untuk pelatihan dan ikut sosialisasi.
"Jadi ya banyak yang kolektif, nah pedagang yang bisa ngajarin yang lain, istilahnya saling bantu," tuturnya.
Ia menjelaskan, total anggotanya ada sekitar 600 pedagang. Dalam sehari rata-rata ada 30an pedagang yang melakukan input didampingi oleh tim yang dibentuk kelompok pedagang. Peran serta ketua kelompok ini sangat penting untuk mengakomodir semua pedagang.
"Kendala tahap pertama ini kadang sistemnya error, ya kami minta ada tahap kedua untuk bisa mengakomodir pedagang yang belum," ujarnya. [sth]
- Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran, Adi Soemarmo Layani 68.804 Penumpang
- Dua Perumahan di Lahan Hijau Kawasan Ngaliyan Terindikasi Belum Miliki Izin
- 200 Personil Polres Demak Disiagakan di Tempat Wisata