Tahun 2023, Sido Muncul Targetkan Pertumbuhan Penjualan 10 sampai 15 Persen

Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk untuk Tahun 2023 ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp197 miliar. Alokasi sebesar itu hampir sama dari 2022 sebesar Rp200 miliar.


Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan, alokasi belanja modal juga akan digunakan untuk menyelesaikan proyek green house. 

Proyek yang telah berjalan sejak 2021 itu dikembangkan untuk membantu para petani mitra Sido Muncul dalam memperoleh bibit-bibit unggul bahan baku.

“Untuk itu, kami menetapkan anggaran belanja modal Rp197 miliar untuk penambahan beberapa peralatan produksi, baik di Sido Muncul maupun anak perusahaan,” ujar David, Selasa (17/1/2023).

David menambahkan, untuk realisasi penyerapan belanja modal tahun 2022, perusahaan tengah melakukan penghitungan keuangan akhir tahun, sehingga belum bisa memberi konfirmasi nilai pastinya. 

Namun jika mengacu pada laporan keuangan per September 2022, Sido Muncul tercatat telah menggelontorkan Rp102,98 miliar untuk aktivitas investasi. 

“Saat ini kami sedang melakukan closing, sehingga belum bisa kami informasikan,” tutur David.

Emiten produsen produk herbal Tolak Angin itu, 2023 ini menargetkan kenaikan penjualan maksimal 15%. Penetapan target itu optimis meskipun penjualan masih terkoreksi per September 2022 lalu. 

“Kami menargetkan penjualan pada 2023 tumbuh 10% sampai 15, mengingat potensi pertumbuhan tahun ini didorong oleh oleh sejumlah faktor, yakni penambahan produk baru baik untuk ekspor maupun lokal,” ujar David. 

Sido Muncul, tutur David, juga akan menambah jalur penjualan business to business (B to B) untuk produk herbal bahan baku maupun produk aplikasi, selain pasar ekspor akan terus diperluas ke Afrika Timur, setelah ekspor ke Kenya dimulai.

“Memang kami membidik ke Afrika Timur dengan penetrasi ke Kenya lalu dilanjutkan ke Tanzania dan Uganda untuk produk Tolak Angin dan energy drink,” tutur David. 

Selain itu, tutur David, Sido Muncul juga mengupayakan peningkatan penjualan di pasar existing dengan menambah produk baru yang sesuai dengan tren dan tingkat kesadaran konsumen pada kesehatan. 

“Penyesuaian desain kemasan juga dilakukan supaya produk kami lebih mudah diterima dan resonate dengan konsumen di negara-negara tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya Sido Muncul juga semakin memperkokoh usahanya, dengan mengoperasikan Pusat Laboratorium Penelitian Rempah Indonesia yang berlokasi di kawasan Pabrik Sido Muncul, Bergas Kabupaten Semarang.

Pusat Laboratorium Penelitian Rempah Indonesia itu, juga sebagai upaya untuk pengembangan rempah-rempah dan melestarikan sumber daya alam berupa tanaman herbal di Indonesia.

David mengatakan, Sido Muncul memulai bisnis rempah ini diawali dengan penelitian atau dengan riset, meski rencana pendirian Riset Center sudah diwacanakan sejak 10 tahun.

Dalam Riset Center kedepan akan melakukan berbagai penelitian tanaman obat dan tanaman herbal yang menghasilkan produk jamu ini berbasis ilmiah.

Hasil penelitian yang dilakukannya, lanjutnya, juga sebagai upaya untuk menemukan tanaman obat yang berkualitas, mengingat hingga saat ini ribuan tanaman obat di Indonesia belum semuanya dimanfaatkan.