Jakarta - Sehubungan dengan rencana pembangunan pusat kecerdasan buatan (AI) di Papua yang wacananya dilemparkan oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, seorang praktisi TIK (Telekomunikasi Informatika dan Komunikasi) Tony Seno Hartono memberikan pendapatnya pada Senin (24/02).
- Peringatan Hari Otda Ke-29, Bupati Blora Dorong Tata Kelola Transparan Dan Akuntabel
- Wabup Purbalingga: Bansos Tak Boleh Salah Alamat
- Audiensi ADKASI Dan ADPSI Kepada Dirjen OTDA Kemendagri Demi Perkuat Sinergi Otonomi Daerah
Baca Juga
Lulusan Universitas Pelita Harapan dan Universitas Trisakti ini berpendapat bahwa wacana pembangunan pusat AI di Papua adalah suatu langkah yang baik. Menurutnya Indonesia memiliki peluang yang bagus untuk memiliki Pusat AI. Terlebih lagi, pada era komputasi awan (cloud computing) kerja dari jarak jauh adalah sudah jamak dan dipraktekkan sehari-hari dalam kehidupan manusia modern.
Berita tentang rencana Komdigi tentang Pembangunan Pusat Ai dapat dibaca pada tautan berikut:
Kejutan Dari Menkomdigi Meutya Hafid Tentang Artificial Intelligence
Melalui kemajuan teknologi komputasi awan, pemilihan lokasi menjadi lebih fleksibel, syaratnya hanyalah lokasi tersebut memiliki infrastruktur yang baik, mulai dari infrastruktur telekomunikasi, ketersediaan daya, dan aman dari bencana maka lokasi tersebut dapat menjadi kandidat yang baik, kata Tony lagi.
Penasehat dalam hal strategi teknologi ini juga mengatakan bahwa pertimbangan yang lebih utama untuk membangun Pusat AI justru lebih berat pada kualitas serta jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan semua rencana besar Kemenkomdigi tersebut. Pada kenyataannya, ketersediaan tenaga ahl AI yang dapat membaca paper sains Indonesia dapat dihitung dengan jari. Padahal ketersediaan sumber daya manusia untuk menjalankan rencana-rencana tersebut adalah kunci utama.
Saat redaktur RMOLJawaTengah menanyakan mengenai literasi manusia yang terkait dengan pengoperasian AI, pakar TIK yang sudah berpengalaman selama 34 tahun ini mengatakan bahwa dalam pelaksanaan AI sebenarnya ada dua macam kualitas sumber daya manusia yang diperlukan, yakni yang berkualitas tinggi dan yang memiliki literasi minimal.
Sebenarnya pekerja biasa yang memiliki literasi minimal pun akan mampu berkontribusi dalam memajukan implementasi AI, dan ini merupakan keunggulan Indonesia yang memiliki SDM berkualitas pas-pasan. Jumlah pekerja seperti ini akan banyak sekali diperlukan. Bahkan perusahaan besar seperti Tesla juga membutuhkan puluhan ribu orang berketrampilan rendah untuk mengajari mobil berteknologi AI supaya dapat menyetir mobil sendiri.
Sementara untuk sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, Pakar Artificial Intelligence, Awan Dan Keamanan Siber ini mengatakan bahwa dari sisi pemerintah, kontribusi yang perlu dilakukan adalah pembuatan kebijakan dan peraturan perundangan untuk mendorong pendidikan yang menekankan pada ilmu eksakta, atau dengan kata lain untuk memproduksi manusia bergelar doktor atau ilmuwan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika) dalam jumlah yang memadai.
Pemerintah juga perlu menggandeng organisasi donor atau angel investor untuk memberikan bantuan dan pendanaan dalam berbagai program pendidikan bagi anak-anak Indonesia untuk mampu meraih gelar doktor. Jelas untuk keperluan manusia berkualitas tinggi ini diperlukan dana yang tidak sedikit dan waktu yang lalma.
Yang pasti menurut Tony Seno Hartono, mantan CTO kantor Indonesia untuk perusahaan teknologi terbesar Amerika Serikat itu, dalam membuat pusat AI dan PDN dimungkinkan dengan dana nol tetapi padat dengan komitmen dan kepastian dari sisi keajegan kebijakan dan peraturan pemerintah tentang kedua hal tersebut.
Menurut catatan redaktur RMOLJawaTengah, rencana Kementerian Kominfo (sekarang Komdigi) untuk membangun PDN di Kawasan Ekonomi Khusus Nongsa Digital Park, Nara Dew, Kota Batam tertunda hingga tahun 2025. Salah satu sebabnya adalah karena protes masyarakat setempat yang takut lingkungan tempat tinggal mereka akan tercemar. Hal inilah yang dimaksudkan sebagai komitmen dan kepastian pemerintah bagi semua pemangku kepentingan oleh Tony.
- Ibadah Penutupan Peti Mendiang Paus Fransiskus Awali Rangkaian Prosesi Pemakamannya
- NGOPI Berhasil Kuak Rahasia Kecantikan Bersama Dr. Ratih Nuryanti
- Tim Dinparta Dan Satpol PP Serbu Pujasera Demak