Indonesia dibayang-bayangi resesi akibat dari sentimen negatif pandemik Covid-19.
- Target 1000 Pelaku UMKM Solo Ikut Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
- Omzet Anjlok, Pengrajin Rambak Ikan Batang Bingung Jualan di Masa PPKM
- Asiamoney Tetapkan SMGR Outstanding Company 2021 Sektor Materials
Baca Juga
Singapura dan Thailand yang menjadi jiran Indonesia saat ini sudah terperosok dalam jurang resesi lantaran tidak adanya pergerakan sektor jasa yang menjadi pemasukan utama dua negara tersebut.
Pakar ekonomi senior Indonesia, Dradjad H. Wibowo menerangkan, Indonesia bakal terjerumus dalam resesi jika tidak mampu mempertahankan konsumsi domestik.
"Dari sisi domestik, tekanan recessionary itu muncul, karena konsumsi rumah tangga kita terpukul. Nah, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu, sangat amat tergantung pada konsumsi rumah tangga atau konsumsi domestik," ujar Dradjad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/7) dikutip dari Kantor Berita
Politisi senior Partai Amanat Nasional ini telah mencermati sejak tahun 1998, pertumbuhan ekonomi di Indonesia cenderung mengandalkan konsumsi domestik.
"Saya melihat, tracking ekonomi perkuartal, dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga perkuartal, sejak tahun 1998 itu, geraknya relatif seiring, dan pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga," katanya.
Dradjad menambahkan konsumsi rumah tangga atau konsumsi domestik di Indonesia masih memegang peranan 55-60% dari Product Domestic Bruto (PDB).
"Jadi, kalau misalkan konsumsi rumah tangga tumbuh 6%, maka pertumbuhan ekonomi tidak jauh-jauh dari pertumbuhan 6%. Kalau konsumsi rumah tangganya 3%, pertumbuhan ekonomi juga akan ada di sekitar itu," tutupnya.
- Gaharu Bisa Diolah Jadi Teh Hingga Sabun Mandi
- Pemprov Jateng Akselerasi Sertifikasi RPH Halal
- UMKM Curhat, DPRD ‘Cium’ Aroma Kecemburuan