Gaharu Bisa Diolah Jadi Teh Hingga Sabun Mandi

Pohon Gaharu bisa jadi komoditas investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.


"Dalam pemanfaatan jangka pendek, petani bisa mengolah daun ataupun rantingnya menjadi minyak atsiri saat sudah berusia sekitar 2,5 tahun pascatanam," kata Pegiat Gaharu dari Madam Oud Blitar, Dewi Fortuna di sela-sela Pekan Raya Batang di hadapan puluhan petani Gaharu Batang, Jumat (2/9). 

Ia juga menyebut, buah dari Gaharu juga busa diolah menjadi kopi. Hingga saat ini, para petani Batang jarang yang tahu seluruh manfaat gaharu. Padahal sudah ada ratusan petani yang menanam Gaharu. 

Pohon Gaharu juga bermanfaat sebagai pohon lindung dan mendukung daerah serapan air. Lalu, cara pemanfaatannya juga bisa dengan sistem tumpang sari. 

Sehingga, bisa disandingkan dengan tanaman lainnya, seperti jambu, mangga ataupun durian. 

"Kalau untuk ideal,  panen raya tebang tuntas bisa dilakukan saat berumur 10 tahun. Kayunya bjsa diolah jadi berbagak macan produk ataupun dijual," ujarnya. 

Produk Gaharu bervariasi mulai dari tasbih, keiya, dupa, minyak, sabun, teh, kopi dan aneka produk lainnya. Harga berbagai produk itu bisa dijual mulai dari Rp25 ribu hingga jutaan rupiah. 

Pangsa pasar Gaharu sangat luas karena banyak pondok pesantren yang tahu gaharu. Lalu sabun juga merupakan produk organik yang aman. Lalu juga bisa digunakan berbagai ritual. 

Dewi Fortuna atau Madam Oud bercerita sudah mengenalkan potensi gaharu di Batang hampir dua tahun. Pihaknya juga selalu mendampingi para petani Batang untuk melakukan budidaya. 

"Untuk proses ini, kami kenalkan apa yang kami lakukan di Blitar. Selama ini kami produksi di Blitar. Tapi, kami tidak menutup kemungkinan untuk memberi edukasi ke petani di Batang, sebagai upaya pendampingan," tuturnya . 

Kegiatan talkshow ini juga dihadiri Kasi Rehabilitasi dan Konservasi SDA, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV DLHK Provinsi Jateng, Triwibowo. 

"Pohon Gaharu mempunyai fungsi sebagai hutan lindung. Jadi tak hanya cocok ditanam di Batang tapi juga di Pekalongan dan Kendal,"  ujarnya. 

Pihaknya juga menyediakan bibit Gaharu. Syaratnya, masyarakat bisa mengajukan proposal ke kantornya.  Tapi masyarakat diminta untuk tidak latah saat membudidayakan komoditas baru. 

"Jangan sampai latah, ketika pada tanam gaharu, nanti nanam semua. Harus bijak," tuturnya.