Tim Pengendalian Inflasi Dinas Perdagangan Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah bersama dengan instansi vertikal berkepentingan untuk menangani inflasi kenaikan harga kebutuhan pokok, dan karenanya berencana akan melakukan pemantauan harga berkala setiap hari.
- Gas LPG Langka Di Jateng, DPRD Bahas Bersama Pertamina Jamin Tak Ada Lagi Kendala
- Isu PHK: TVRI Dan RRI Meluruskan Pemahaman PHK
- Benarkah Ada PHK Massal Pegawai TVRI Dan RRI?
Baca Juga
Harga kebutuhan pokok atau sembako jelang Ramadhan tepatnya awal bulan Maret ini beberapa sudah ada yang turun. Namun, upaya untuk pengendalian stabilkan harga antisipasi kenaikan dan stok barang terbatas tetap akan dilakukan terus agar menjamin masyarakat bisa mendapatkan harga pangan murah.
Kabid Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Disdag Kota Semarang, Bahtiar Efendi, menjelaskan koordinasi akan dilaksanakan seminggu sekali untuk evaluasi dan menyusun strategi tepat mengendalikan laju inflasi.
Wewenang pihak terkait dalam pengendalian harga kebutuhan akan disesuaikan porsi masing-masing untuk menjalankan upaya antisipasi terjadinya inflasi.
"Jadi, bisa to the point dalam menekan dan mengendalikan inflasi sesuai kapasitas wewenang dan tugas masing-masing. Inflasi dapat diantisipasi dengan persiapan dan strategi tepat bila memang benar-benar harga kebutuhan tidak stabil," katanya, Sabtu (2/3).
Tugas dijalankan berkala setiap hari, Tim Pengendalian Harga akan turun secara rutin untuk memastikan tersedianya stok barang aman dan tidak ada harga naik dipicu inflasi.
Dengan begitu, penyebab inflasi bisa dilihat, sehingga antisipasi dan mekanisme paling mungkin dilakukan sudah siap digunakan seandainya permintaan besar masyarakat tidak mampu terpenuhi diluar dugaan.
Harga kebutuhan diupayakan secepatnya bisa normal, Bahtiar menegaskan, agar masyarakat tidak mengeluhkan sulit membeli pangan serta sembako dengan harga sesuai kemampuan ekonomi sehari-hari.
Stok bakal ditambah sebanyak-banyaknya khusus untuk mempersiapkan risiko terburuk harga kebutuhan naik disaat bulan puasa Ramadan sampai Idul Fitri.
"Kunci penanganan ada dalam stok barang. Jumlahnya harus cukup memenuhi tingginya kebutuhan dibutuhkan masyarakat. Pasti naiknya signifikan Ramadan sampai Lebaran permintaan sembako di masyarakat. Kita antisipasi kenaikan semaksimal mungkin. Harapannya harga kebutuhan normal bahkan lebih terjangkau agar masyarakat dapat membeli kebutuhan tanpa menciptakan beban tambahan pengeluaran harian di luar anggaran keperluan rumah tangga," jelasnya.
- Aplikasi Super Untuk Desa
- Gas LPG Langka Di Jateng, DPRD Bahas Bersama Pertamina Jamin Tak Ada Lagi Kendala
- Nasib Ratusan Guru Honorer Rembang Masa Kerja Di Bawah Dua Tahun Belum Jelas