Tim Penilai STBM Award Puji Inovasi Kota Semarang dalam Pengelolaan Sanitasi

Walikota Semarang Heverita Gunaryanti Rahayu di sebuah acara di Semarang. Istimewa
Walikota Semarang Heverita Gunaryanti Rahayu di sebuah acara di Semarang. Istimewa

Kota Semarang kembali menjadi sorotan dalam pencapaian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di tingkat nasional. Tim penilai STBM Award 2024 yang terdiri dari perwakilan USAID IUWASH, Bappenas, dan Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, memberikan apresiasi tinggi terhadap berbagai inovasi yang telah diimplementasikan oleh Kota Semarang.


Penilaian ini dilakukan melalui serangkaian verifikasi lapangan di sejumlah lokasi, termasuk Agro Wisata Cepoko pada Selasa (3/9). Acara tersebut turut dihadiri oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, beserta jajaran Kepala OPD, LPMK, PKK, FPK, dan berbagai komunitas masyarakat.

Dalam kunjungan tersebut, Ketua Tim Penilai dari USAID IUWASH Tangguh, Heri Ferdian, mengungkapkan kekagumannya atas inovasi yang dilakukan oleh Kota Semarang.

“Kota Semarang telah menunjukkan berbagai langkah progresif dalam mendukung STBM, termasuk revitalisasi PDAM, pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpadu (SPAL DT) di tingkat kota, serta keterlibatan sektor swasta. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen serius Kota Semarang dalam meningkatkan kualitas sanitasi bagi warganya,” ujar Heri Ferdian.

Lebih lanjut, Heri Ferdian berharap Kota Semarang dapat lolos dalam proses verifikasi ini dan kembali meraih STBM Award pada tahun 2024. Kota Semarang sebelumnya telah meraih penghargaan ini pada tahun 2018 dalam kategori Pratama, dan kali ini diharapkan dapat meningkat ke tingkat Madya atau bahkan Paripurna.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau yang akrab disapa Mbak Ita, menyampaikan rasa syukurnya atas penilaian yang diberikan.

"Alhamdulillah, hari ini kami mendapatkan penilaian dari tim verifikasi terkait STBM Award 2024. Penghargaan ini adalah pengakuan atas kerja keras seluruh elemen kota, dan kami berharap kali ini bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi, bahkan jika memungkinkan hingga ke tingkat Paripurna," ungkap Mbak Ita.

Ia juga memaparkan berbagai inovasi yang menjadi fokus dalam penilaian, seperti yang diterapkan di SMP Negeri 22, Terminal Gunungpati, serta beberapa RW di Kelurahan Cepoko dan Mangunsari.

Program-program seperti komposting, urban farming, bank sampah, serta pengelolaan limbah cair menjadi bukti nyata komitmen Kota Semarang dalam menerapkan lima pilar STBM, yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air dan makanan, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cair.

“Kolaborasi yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta di Kota Semarang menjadi kunci utama dalam keberhasilan ini. Inilah yang membuat kami yakin bahwa Kota Semarang dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam penerapan STBM,” tambahnya.

Verifikasi lapangan dilakukan di beberapa titik penting, termasuk SMP Negeri 22 Semarang, Terminal Gunungpati, Puskesmas Gunungpati, RW 03 Kelurahan Cepoko, dan RW 01 Kelurahan Mangunsari.

Tim penilai melakukan evaluasi terhadap berbagai program inovatif yang telah diterapkan, seperti komposting, bank sampah, Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), urban farming, pengelolaan air minum, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal.

STBM Award merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan kepada daerah yang berhasil menerapkan lima pilar STBM secara konsisten dan berkelanjutan.

Dengan berbagai inovasi dan pencapaian yang telah dilakukan, Kota Semarang optimis dapat kembali meraih penghargaan ini untuk kedua kalinya, sekaligus terus berupaya meningkatkan kualitas sanitasi dan kesehatan bagi seluruh warganya.