Tingkat Kesembuhan Capai 94 Persen, Hendi Genjot Vaksinasi

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi

Percepatan vaksinasi terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dengan menggandeng banyak pihak. Setelah memulai vaksinasi bagi pelajar atas rekomendasi dari Presiden Republik Indonesia, Kota Semarang juga terus menambah titik sentra vaksinasi.


Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyebut hingga Kamis (15/7) sore vaksinasi di Kota Semarang sudah mencapai 580.000 warga tervaksin. Rata-rata dalam sehari kota Semarang bisa menyuntikkan 15.000 hingga 19.000 vaksin ke warganya.

"Kemarin sore sudah mencapai 580 ribu yang divaksin jadi sehari rata-rata mampu melakukan vaksin pertama sampai 15.000 dosis dan vaksin kedua sampai 4.000, jadi total sekitar 15.000-19.000 dosis," kata Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, Jumat (16/7).

Hendi optimis jika ritem vaksinasi bisa berjalan seperti ini setiap harinya, maka target pencapaian vaksinasi untuk dosis pertama mencapai 70 persen bisa dicapai dalam dua bulan kedepan. Sedangkan untuk menyelesaikan dosis kedua ditargetkan pada bulan Desember.

Dengan banyaknya warga yang tervaksin tentu akan mengurangi tingkat kesakitan dan mempercepat tingkat kesembuhan pasien yang terkonfirmasi.Bahkan Hendi menyebut tingkat kesembuhan di Kota Semarang mencapai 94 persen.

"Tingkat kesembuhan yang di semarang 94 persen, rata-rata masyarakat yang sudah vaksin kemudian kena mereka lebih cepat sembuh," papar Hendi.

Meski tingkat kesembuhan terbilang cepat, namun kasus aktif di kota Semarang belum mengalami penurunan yang signifikan. Hendi menyebut angkanya masih landai. Bahkan sejak setelah libur hari lebaran kenaikan kasus di Kota Semarang mencapai 800 persen.

"Kasus masih berimbang antara jumlah penderita dan tingkat kesembuhan masih berimbang tapi sudah lebih baik dari 3 minggu lalu yang kasusnya masih tinggi dan kesembuhannya relatif sama, target kami dalam 2-4 hari kedepan jumlah penderita semakin turun," ungkapnya.

Penerapan PPKM Darurat yang dimulai sejak 3 Juli lalu, Hendi menyebut memang berdampak meski belum terlalu besar. Namun, lanjut Hendi, pada tingkat RT dengan penerapan PPKM Mikrozonasi sudah tidak ada lagi RT yang berstatus zona merah.

"Kalau penderita melalui PPKM Mikro zonasi tidak ada RT yang warna merah, yang ada oranye dan kuning, tapi untuk mobilitas yang sekarang ini adalah target pemerintah pusat lewat PPKM Darurat adalah mengurangi mobilitas dan kita masih di wilayah merah, karena masyarakat menghentikan aktivitas masih di range 20 persen," tuturnya.

Disinggung tentang wacana pemerintah pusat untuk melanjutkan PPKM Darurat, Hendi mengaku tidak mau berandai-andai dna akan menunggu perintah dari pemerintah pusat. 

Dirinya menghimbau agar warga Semarang tetap selalu mematuhi peraturan PPKM Darurat dan selalu menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada.

"Saya tidak mau mengandai-andai jadi kita tunggu pengumuman resmi dari pemerintah pusat, kalau tidak diperpanjang alhamdulilah tapi kalau diperpanjang ya kita siap," tandasnya.