Tiru Pembinaan Atlet, DPRD Jawa Tengah 'Berguru' ke Jatim

KominE DPRD Jawa Tengah saat lakukan diskusi dengan Dinas Pemuda & Olahraga (Dinpora) Provinsi Jatim, Jumat (25/10). Istimewa
KominE DPRD Jawa Tengah saat lakukan diskusi dengan Dinas Pemuda & Olahraga (Dinpora) Provinsi Jatim, Jumat (25/10). Istimewa

Jawa Tengah ternyata tertarik dengan pembinaan atlet di Jawa Timur. Atlet-atlet Jatim selama ini dianggap prestasinya luar biasa, sering menorehkan prestasi di berbagai ajang tingkat nasional seperti PON ataupun berprestasi saat berpartisipasi di level internasional. 

Konsep keberhasilan pembinaan atlet Jawa Timur sejak usia dini dinilai patut ditiru. Model itu diinginkan Komisi E DPRD Jawa Tengah, saat lakukan diskusi dengan Dinas Pemuda & Olahraga (Dinpora) Provinsi Jatim, Jumat (25/10).

Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Yudi Indras Wiendarto menyatakan senang dan sangat mendukung pengembangan atlet berprestasi Jawa Timur, ingin Jateng memiliki konsep yang sama. 

Setidaknya, kata Yudi, dalam hal pembibitan atlet-atlet muda berbakat, perlu upaya dipersiapkan terencana di dalamnya termasuk anggaran pembinaan, faktor penting mencetak atlet berskala nasional dan internasional.

"Nah, kalau soal prestasi kami akui Jawa Timur lebih baik. Maka, kita harapkan dapat belajar dalam pengembangan dan pembinaan atlet berprestasi dalam memajukan olahraga Jawa Tengah," kata Yudi. 

Disana, Komisi E diterima Plt. Kepala Dinpora Provinsi Jatim Vitri Rahmawati. Vitri mengemukakan, untuk penjaringan atlet, pihaknya memiliki agenda tahunan dengan menggelar porda dan popda untuk tingkat pelajar. 

Kemudian dalam pembinaan, terdapat pemusatan latihan, dalam mencari bibit-bibit atlet menyebar di sejumlah daerah.

Sedangkan soal penganggaran, kata dia, ada alokasi khusus pemusatan pelatihan atlet PON, yang bersinergi antara Dinpora dan Koni. 

Untuk anggaran setiap tahun, ia mengaku angkanya terbilang besar dan kadang-kadang pihaknya mendapatkan dana hibah.

"Oleh karena itu, kami memaksimalkan betul untuk mencari bakat dan para calon atlet berprestasi untuk disiapkan. Mengenai sinergi dengan Koni selama ini harmonis. Sebagai lembaga induk olahraga, Pemprov dan Koni selalu bersinergi mulai dari pengembangan dan pembibitan atlet," ungkap Vitri.

Selain itu, Jawa Timur dalam pembinaan atlet, memiliki kebijakan dituangkan melalui adanya Perda Provinsi Jatim Nomor 12 Tahun 2012. 

Dinpora Provinsi Jatim juga memiliki program Sarjana Penggerak Olahraga Masyarakat (saat ini ada 154 orang) yang disebar ke kabupaten/ kota yang berperan menggerakkan masyarakat dalam berolahraga selama 3 tahun dan melaporkan melalui aplikasi ‘LaporJi.’ 

Ada pula, Penguatan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) dan Kelas Khusus Olahraga (KKO) pada SMA di Provinsi Jatim serta penguatan Sarpras Olahraga. 

Yudi Indras Wiendarto hanya bisa berharap agar ke depan Provinsi Jateng dapat meniru, terutama sistem pengembangan bakat di masyarakat berbasis aplikasi. 

"Kunci-kunci penting dapat kita tiru, bekerjasama dengan eksekutif dan stakeholder dalam hal perencanaan penambahan anggaran," tuturnya.