Tradisi Sekatenan Kraton Kasunanan Surakarta kembali digelar tahun ini untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi turun temurun sejak zaman Kerajaan Demak atau sekitar abad ke-15.
- Bakso Bucin Berikan Diskon 18% Kepada Anggota NU Sepanjang Kongres Ke-18 Surabaya
- Tarian Caping Kalo Massal Warnai Pembukaan Kudus Fashion Week 2024
- Lenggak-Lenggok Emansipasi, Ketika Tari Menjadi Bahasa Perjuangan Perempuan
Baca Juga
Tradisi Sekaten sendiri ditandai dengan ditabuhnya gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari milik Keraton Surakarta di bangsal selatan dan utara kawasan Masjid Agung Surakarta
Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo melalui Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta Hadiningrat KPH Eddy Wirabhumi sampaikan jangan sampai tradisi yang sudah turun temurun ini hilang rohnya.
Pihaknya berupaya untuk mengembalikan nuansa Sekaten sebagai acara untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad atau kelahiran Nabi Muhammad.
"Nanti, tangga 1 Oktober kami mengundang dari Muhammadiyah akan bicara soal agama dan kebudayaan Jawa," jelasnya Jumat (16/9).
Ditambahkan Wirabumi, pihaknya juga mengakomodir pelaku UMKM dan pedagang kecil yang ingin berpartisipasi dalam perayaan Sekaten namun terkendala mahalnya harga sewa tempat (stan).
Stan di alun-alun Utara dan Selatan sudah dikelola oleh pihak ketiga. Dengan harga sewa stan yang mahal membuat banyak pedagang yang tidak bisa berjualan.
Pihaknya sudah mengajukan izin kepada Satgas Covid-19 dan kepolisian agar sebagian dari lokasi Sekaten bisa diselenggarakan oleh LDA.
"Untuk itu, kami memberikan jalan tengah bagi pedagang yang keberatan dengan mahalnya sewa stan. Dimana kami izin untuk mengelola yang di Pagelaran. Harga sewanya jauh lebih murah," paparnya.
Stand di Pagelaran Kraton Solo untuk harga sewanya Rp. 4 juta. Sementara di bagian belakang yang disiapkan untuk UMKM harga sebesar Rp500.000 itu juga bisa dibagi empat pedagang.
Ketua LDA, GKR Wandansari atau Gusti Moeng menambahkan nantinya juga akan digelar pertunjukan budaya dengan memberikan kesempatan bagi sanggar-sanggar tari di sekitar keraton untuk tampil.
"Selain itu juga ada stand khusus untuk kuliner dan jajanan khas Solo dari UMKM. Seperti sego liwet, aneka jenis jenang, cabuk rambak, aneka keleman (jajanan traditional) hingga ndog kamal (telur asin)," imbuhnya.
- Pemkot Semarang Bakal Angkat Sarung Sebagai Salah Satu Budaya
- Ratusan Warga Berebut Gunungan di Alun-Alun Purwodadi, Grobogan
- Gelar Lomba Lukis, Lemdiklat Polri: Satukan Bangsa Dibawah Naungan Bhineka Tunggal Ika