Tujuh Kasus Baru Ditemukan di Sekolah Dasar di Semarang

Kasus baru Covid-19 ditemukan di Kota Semarang setelah dinas kesehatan setempat melakukan skrining secara acak kepada sekolah yang menyelenggarakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka).


Sebanyak tujuh siswa dan guru di empat sekolah dasar dinyatakan terpapar Covid-19 setelah menjalani skrining swab tes.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam memastikan, bahwa tidak ada klaster Covid-19 di lingkungan sekolah. Pasalnya, Dinkes sudah melakukan tracing kontak erat kepada sekolah-sekolah yang bersangkutan. Hasil tracing yang dilakukan kepada 15 kontak erat pada setiap kasusnya menunjukkan hasil negatif Covid-19.

"Tujuh kasus itu dari empat sekolah. Sesuai kami lakukan tracing, kami sifatnya hanya menyampaikan rekom. Ada dua sekolah yang kemarin dua minggu sementara berhenti dulu," jelas Hakam, Selasa (21/9).

Guru dan siswa yang terpapar tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG). Hakam mengakui setelah dilakukan penelusuran ternyata penularan itu tidak terjadi di lingkungan sekolah. Dirinya menyebut kemungkinan guru dan siswa tersebut terpapar dirumah atau ditempat umum yang dikunjungi mereka.

"Satu sekolah paling temuan hanya satu atau dua. Kontak erat kami periksa minimal 15 orang. Hasilnya negatif," imbuhnya.

Hakam mengatakan jika kasus baru ini bisa terjadi pada anak SD kemungkinan karena siswa SD belum mendapatkan vaksinasi. Pihaknya menghimbau penerapan protokol kesehatan harus tetap dilakukan secara ketat di sekolah. Pemakaian masker bagi guru dan siswa menjadi hal wajib saat PTM berlangsung.

"Jangan sampai mengajar hanya pakai face shield saja. Guru wajib pake masker. Kami minta dengan penuh kesadaran protokol kesehatan ditaati," paparnya.

Selain penerapan protokol kesehatan, Hakam meminta agar guru maupun siswa bersikap jujur jika memang diketahui sedang dalam kondisi tidak fit. Bahkan jika memang sedang dalam kondisi tidak baik, dirinya mengimbau untuk tidak datang ke sekolah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari penularan virus corona.

DKK Semarang juga menemukan kasus baru di pasar. 

"Dari 3.500-4.000 spesimen, kami temukan delapan kasus. Tujuh di sekolah, satu di pasar," ungkapnya.

Hampir dibukanya seluruh sektor di Kota Semarang, membuat DKK Semarang aktif melakukan skrining secara acak untuk meminimalisir kasus baru.

"Kata kuncinya lebih baik kita melakukan preventif dari pada ya g tertular banyak, walaupun sifatnya random. Skrining akan terus dilakukan. Minggu kemarin sekolah, pasar, sekarang perkantoran. Ini siklusnya muter terus," tandasnya.