UNS Bantu Alat Deteksi Longsor Untuk BPBD Karanganyar

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar dapatkan bantuan early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini tanah longsor dari tim peneliti Prodi FMIPA UNS Solo.


Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar, Sutarno mengapresiasi, tim dari UNS yang telah memberikan bantuan berupa EWS tanah longsor. UNS telah beberapa kali memberikan bantuan alat EWS, mengingat di Kabupaten Karanganyar rawan bencana longsor.  

"Tahun 2019 lalu (dibantu)100 unit, sekarang 11 unit. Semoga alat ini bermanfaat karena datangnya bencana tidak dapat diprediksi mengingat secara geografis terdapat beberapa kecamatan di Karanganyar yang rawan longsor. Dan semoga alat ini juga dipelihara dengan baik," jelas Sutarno, Minggu (3/7).

Ketua tim peneliti Ahmad Marzuki sampaikan sensor tanah longsor yang dikembangkan bersama tim adalah jenis sensor pergerakan tanah. 

Cara kerja memanfaatkan sifat gerakan tanah diamati lewat perubahan lebar retakan dinding dan rekahan.

"Alat ini ditempelkan di dinding yang mengalami retakan (retak karena pergerakan tanah). Bila tanah bergerak maka retakan akan melebar dan sensor akan memberikan warning ke penghuni rumah," jelas Ahmad Marzuki yang juga anggota tim Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS. 

Dengan dukungan dana penelitian dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (sekarang Kemendikbudristek) dalam KRUPT, pada tahun 2019 UNS telah menghasilkan 100 unit sensor longsor indoor untuk 11 desa di enam kecamatan rawan longsor yang ada di Kabupaten Karanganyar.

"Alat ini ditempelkan di dinding yang mengalami retakan (retak karena pergerakan tanah). Bila tanah bergerak maka retakan akan melebar dan sensor akan memberikan warning ke penghuni rumah," imbuhnya. 

Menurutnya sensor longsor yang diserahterimakan kemarin adalah sensor longsor outdoor. Sensor (alarm) berbunyi ketika tanah mengalami pergeseran. 

Berbeda dengan sensor indoor, sensor outdoor dipasang di luasan tanah bergerak lebih besar. Jumlah sensor outdoor yang diserahkan berjumlah 11 unit dan tersebar di lima wilayah kecamatan dan tujuh desa.