Pedagang Pasar Johar yang merasa tidak puas dengan hasil penataan Pasar yang telah diresmikan Peesiden Joko Widodo, Rabu (5/1) kemarin mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang.
- 24 Ruas Jalan di Aceh Rusak, KSP: Pemerintah Pusat Ikut Tangani
- Mayoritas Publik Belum Membutuhkan Amandemen UUD 1945
- Santri Harus Bentengi Kemerdekaan, Mendukung Pemerintah Tangani Covid-19
Baca Juga
Mereka yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Pasar Johar melakukan audiensi dengan Komisi B DPRD Kota Semarang, Jumat (7/1) siang.
Ketua PPJP Pasar Johar, Surahman mewakili para pedagang mengaku tidak puas dengan hasil penataan Pasar Johar yang selama ini dilakukan oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang. Menurutnya penataan Pasar Johar dinilai kurang pas dan tidak sesuai dengan keinginan para pedagang.
Selain itu, Surahman menyebut pedagang yang saat ini masih berada di relokasi MAJT juga merasa bingung dan takut jika suatu saat diusir dari tempat tersebut.
Pasalnya memang kontrak penempatan kawasan relokasi tidak bisa diperpanjang lagi oleh pihak MAJT. Surahman menyebut masih ada 2.000 pedagang yang masih tertinggal di relokasi MAJT hingga saat ini.
“Di MAJT itu gak hanya grosir tapi eceran juga masih disana ada 2.000 an pedagang. Mereka ini belum punya lapak di Pasar Johar,” kata Surahman kepada RMOL Jateng usai melakukan audiensi, Jumat (7/1).
Surahman dan para pedagang menilai penataan Pasar Johar kali ini memiliki masalah yang cukup rumit, bahkan dinilai tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh pemerintah.
“Disdag ini menyimpang gak sesuai janji saat penataan, zonasinya tidak pas, pengundiannya juga tidak sesuai dan bermasalah, lihat saja seorang sepi lagi pasar Joharnya," ungkapnya geram.
Surahman mengungkapkan saat ini suasana pasar Johar kembali sepi usai diresmikan. Bahkan dirinya menyebut kalau saat peresmian pedagang hanya diminta menempati lapak agar nampak terisi saat acara peresmian oleh Presiden. Namun setelahnya, pedagang kembali lagi ke tempat relokasi.
“Kemarin peresmian ramai karena memang disuruh mengisi hanya rekayasa tapi sekarang sepi lagi. Harus ada penataan ulang yang menggunakan akal sehat,” terangnya.
Menurutnya kondisi seperti inilah yang membuat dagangan para pedagang tidak laku. Dirinya mengatakan penataan sebuah pasar harus melibatkan peran serta para pedagang karena nantinya yang akan menempati pasar tersebut adalah para pedagang.
“Perhitungannya harus benar dengan jumlah pedagangnya, Kami setuju Pasar Johar ini untuk pedagang detail, dan pedagang grosir di Pasar Induk yang akan dibangun di Rejomulyo. Tapi harus ditata lebih baik lagi,” paparnya.
Pihaknya memahami jika memang nantinya semua pedagang tidak bisa masuk ke Pasar Johar, akan ada yang ditempatkan di Shopping Center Johar(SCJ).
Namun, mereka juga masih tidak bisa menerima jika pedagang yang masuk ke SCJ nantinya harus menempati lantai 3 ke atas. Pasalnya, sudah diprediksi dagangan akan sepi.
“Kalau mau ditempatkan di SCJ ya dari lantai 1 dulu, kalau lantai 3 pasti sepi saya jamin, kecuali dilantai 4 dibuat tempat parkir mungkin akan lebih baik. Itu yang Pasar Yaik dulunya juga tidak bisa kembali lagi karena dibuat alun-alun,” tandasnya.
- PT KAI Luncurkan Kereta Api Baru Rute Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi
- Biaya Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Besar Bakal Dikelola Langsung Kemenag
- Yayasan Dharma Bakti Lestari Optimis Usulan Ratu Kalinyamat Jadi Pahlawan Nasional Diterima Pemerintah