Para ahli dari Houston Methodist Hospital menyebutkan virus corona baru atau SARS-CoV-2 pada gelombang ke dua akan mengalami mutasi.
- 3.822 TPK Dibentuk untuk Genjot Zero Stunting di Kota Semarang
- FKM Undip Siap Dampingi Renja Dinkesda Blora
- RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Tingkatkan Layanan
Baca Juga
Hampir semua strain virus pada gelombang kedua di mengalami mutasi yang dikenal dengan D614G. Virus corona yang berbentuk mahkota, saat ini memiliki lebih banyak paku. Dimuat Reuters, paku itulah yang memungkinkan virus mengikat dan menginfeksi sel, meningkatkan kemampuan virus bermutasi. Artinya, virus itu lebih menular dari sebelumnya.
Penelitian sendiri dilakukan dengan memeriksa lebih dari 5.000 genom dari virus yang ditemukan pada fase awal pandemi dan dari gelombang baru di Houston.
Para peneliti menyebut, jumlah pasien yang terinfeksi virus corona dengan "jenis" baru itu lebih banyak daripada virus yang corona yang ditemukan pada awal wabah.
Mereka juga menemukan beberapa daerah protein lonjakan yang menunjukkan, mutasi virus kemungkinan mengindikasi ia dapat menghindari respons kekebalan tubuh. Meski begitu, penelitan tersebut belum ditinjau oleh ahli dari luar.
Selain itu, belum ada banyak bukti yang menunjukkan, mutasi virus membuatnya lebih mematikan. Sejauh ini, tingkat keparahan gejala Covid-19 terkait dengan kondisi medis dan genetika yang dimiliki oleh pasien, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
- Vaksinasi Door to Door, Pemkot Solo Sisir Warga Belum Tervaksin
- Klinik Fella Medika Resmi Dibuka, Hadirkan Layanan Kesehatan Berfokus Onkologi
- Gibran Bagikan Bantuan 620 Oxygen Concentrator Untuk 6 Kabupaten Soloraya