Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberikan edukasi layaknya seorang pengajar kepada siswa siswi SMA Negeri 3 Semarang, Senin (30/4/2018).
- Adaptasi dan Efektifitas Kelas Online Saat Pandemi
- Crazy Rich Tanjung Priok Beberkan Cara Jadi Wirausaha Sukses Pada Ribuan Mahasiswa UDINUS
- UKSW Gelar Lomba Tarik Tambang Hingga Panjat Pinang
Baca Juga
Hal tersebut dilakukan Hendi, panggilan akrab Wali Kota Semarang itu dalam rangka pemecahan rekor MURI oleh Pengurus Daerah (PD) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Tengah yang secara serentak dilaksanakan di 35 kabupaten kota se-Jawa Tengah dengan melibatkan 3.118 apoteker.
Dalam arahannya tersebut, Hendi mengingatkan kepada para pelajar tentang dampak penyalahgunaan obat-obatan.
Di lingkungan kita terdapat obat-obatan yang kalau dipergunakan secara aturan dapat membantu manusia. Namun pada kenyataannya kelompok pemuda bahkan kelompok tua menggunakan obat-obatan tersebut untuk hal-hal negatif sampai mereka teler semua, kemudian merusak jaringan saraf, otak terganggu, dan menjadikan semangatnya kendor terus lupa sama tugas utama yaitu belajar," ujar Hendi.
Lebih lanjut Hendi mengatakan, sebagai generasi bangsa, usia pelajar memang memerlukan banyak arahan dan bimbingan agar tidak terjerumus pada hal-hal negatif seperti penyalahgunaan obat.
"Memang tidak dapat dipungkiri jika ada beberapa oknum remaja yang menggunakan obat tidak semestinya sehingga merusak tubuh penggunanya," keluh Hendi.
Ia pun mengapresiasi inovasi yang dilakukan IAI Jawa Tengah dalam mengedukasi penggunaan dan penyalahgunaan obat secara serentak menggunakan cara yang inovatif.
Apresiasi buat kawan-kawan IAI yang telah membantu Jawa Tengah khususnya Kota Semarang dalam kewenangan pelayanan kefarmasian untuk melawan penyalahgunaan obat. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana langkah selanjutnya yang akan dilakukan setelah ini. Karena persoalan melawan penyalahgunaan obat, harus dilakukan dengan komitmen yang tinggi," harap Hendi.
Sementara Sekretaris IAI Jawa Tengah, Rosyid Sujono mengatakan, Edukasi ini juga sekaligus bentuk pengabdian terhadap masyarakat tentang persoalan sosial dimasyarakat saat ini yakni banyaknya remaja yang melakukan tindakan penyalahgunaan obat untuk tujuan tertentu.
Para Apoteker tersebut kita berikan kesempatan untuk mengajar pelajar di kelas mengenai beberapa jenis obat terkait dampak dan fungsi obat tersebut. Ada 600 an sekolah yang mendapat edukasi dari para apoteker ini. Edukasi ini juga sekaligus bentuk pengabdian terhadap masyarakat tentang persoalan sosial dimasyarakat saat ini yakni banyaknya remaja yang melakukan tindakan penyalahgunaan obat untuk tujuan tertentu," ujarnya.
Adapun peserta yang ikut dalam edukasi ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat se-Jawa Tengah berjumlah 73 ribu.
Kegiatan ini juga tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai apoteker mengajar dengan pelajar terbanyak dalam waktu serentak dengan obyek Edukasi Penggunaan Obat Secara Serentak Kepada Pelajar".
- Dunia Pendidikan di Kudus 'Dihantui' Tiga Persoalan Serius
- Berkontribusi Majukan Pertanian, Mentan Amran Sulaiman Terima Penghargaan Dari UNS
- 2.382 Murid di Kecamatan Lasem dan Sluke Mulai Menikmati Makan Bergizi Gratis