Mahasiswa USM Menggelar Seminar Tentang Dampak Seks Bebas Bagi Remaja Perempuan

Mahasiswa USM Menggelar Seminar Tentang Dampak Seks Bebas Bagi Remaja Perempuan. Istimewa
Mahasiswa USM Menggelar Seminar Tentang Dampak Seks Bebas Bagi Remaja Perempuan. Istimewa


Semarang - Dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan bahaya seks bebas di kalangan remaja perempuan, mahasiswa Universitas Semarang menggelar seminar bertema Menumbuhkan Kesadaran Akan Bahaya Seks Bebas Terhadap Remaja Perempuan, Jumat (27/12).

Acara yang diselenggarakan di Aula Masjid Al Gufron RW 03 ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam kepada remaja dan masyarakat sekitar tentang dampak buruk dari seks bebas tentang pentingnya menjaga diri dan menghargai tubuh serta menyadarkan remaja bahwa semua pilihan dan keputusan kita memiliki konsekuensi, seperti halnya melakukan seks bebas memiliki konsekuensi yang yang sangat serius dan menjadi masalah besar untuk hidup mereka

Acara ini merupakan tugas dari mata kuliah Komunikasi Jender dan Minoritas yang diampu oleh Dr. Yulianto Budi Setiawan, S. Sos, M.Si. serta penganggung jawab dari Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Universitas Semarang yaitu Edi Nurwahyu Julianto, S. Sos., M. I. Kom.

Acara ini menghadirkan dua pembicara utama yang kompeten di bidangnya. Pembicara pertama, Fara Widtha, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang, membahas aspek-aspek komunikasi dan sosial dari perilaku seks bebas.

Fara mengungkapkan, "Seks bebas bukan hanya berisiko pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat merusak kesehatan mental remaja perempuan. Banyak remaja yang terjerumus dalam hubungan tersebut tanpa memahami konsekuensi jangka panjangnya."

Fara juga menyampaikan bagaimana bagaimana komunikasi yang harus dimengerti untuk mengetahui ini rayuan yang mengarah kesana dan bagaimana untuk komunikasi penolakannya.

Sementara itu, Desi Maulia, M. Psi., Psikolog  atau yang biasa dipanggil Kak Desi, sebagai perwakilan dari DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kota Semarang, juga memberikan paparan mengenai peran keluarga dan masyarakat dalam melindungi remaja perempuan dari pengaruh buruk pergaulan bebas.

"Pendidikan yang tepat di lingkungan keluarga dan sekolah sangat penting untuk menghindarkan anak-anak kita dari seks bebas. Sebagai masyarakat, kita harus saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendidik bagi remaja," ujarnya.

Seminar ini diikuti sekitar 44 remaja, dengan usia diatas 13 tahun. Setelah mendapatkan informasi dari seminar, diharapkan menjadi bekal mereka di kemudian hari ketika mereka sudah timbul rasa suka terhadap lawan jenis dan sebagai bekal perlindungan mereka 

Selain pemaparan materi, juga diadakan sesi tanya jawab yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya langsung kepada para pembicara. Beberapa peserta yang hadir, mayoritas remaja perempuan, tampak antusias mengikuti jalannya seminar, dan banyak yang menyampaikan bahwa mereka merasa lebih paham tentang bahaya seks bebas setelah acara tersebut.

Fitri (16) salah seorang peserta seminar, mengungkapkan, "Saya jadi lebih tahu tentang bagaimana cara menjaga diri dan apa saja dampak buruk dari seks bebas. Ini sangat penting, terutama bagi remaja seperti saya yang masih dalam proses mencari identitas diri."

Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran remaja perempuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental, serta membekali mereka dengan informasi yang dapat membantu dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam pergaulan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan pemerintah, diharapkan pergaulan remaja bisa lebih sehat dan terhindar dari dampak negatif seks bebas.