Wali Kota Semarang Himbau Masyarakat Mulai Konsumsi Pangan Pengganti Beras

Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu menghimbau kepada masyarakat untuk mulai mengkonsumsi bahan pangan pokok pengganti beras, misalnya singkong, jagung, hingga porang. Terlebih saat ini harga beras masih tergolong cukup tinggi.


"Kami harap kita bisa mengubah budaya kita. Mari coba makan makanan pokok tidak hanya beras saja. Orang mikirnya kalai beras harus nasi. Tadi saya coba beras analog terbuat dari singkong dan jagung dan itu bisa untuk pengganti beras padi,” kata Ita usai mengunjungi stand penjualan beras jagung dalam Gerakan Pangan Murah di Balaikota Semarang, Jumat (19/5).

Saat ini, bahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang juga sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang makanan pengganti beras. 

Misalnya dengan membeli beras jagung dan beras singkong dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) ini.

Namun, lanjut Ita, harga jual beras jagung maupun beras singkong masih terbilang mahal. 

Hal ini kemungkinan karena proses pengolahan yang semula singkong atau jagung menjadi bentuk beras. Namun, beras singkong atau beras jagung ini dinilai lebih sehat karena non gluten.

"Awalnya kan dari singkong, jagung, dibuat tepung, baru dicetak seperti beras. Itu dua kali kerja. Kalau beras kan gabah tinggal diselep," jelasnya.

Meski harga jual beras jagung maupun beras singkong masih tergolong tinggi, namun ia tetap menghimbau dan memberikan sosialisasi untuk menggunakan pengganti beras padi terutama kepada apratur sipil negara (ASN). Tujuannya agar para ASN bisa mengkonsumsi makanan pengganti beras tersebut.  

"Pembelinya menengah ke atas. Kami sosialisasikan ke PNS. Harga lebih tinggi, tapi mereka bisa membeli, lebih sehat lagi," tuturnya. 

Sementara itu, Marketing PT Gita Food Kartasura, Reni Sulistiowati mengatakan beras jagung dan beras singkong ini berbahan dasar jagung dan singkong asli yang kemudian dicetak menjadi butir-butiran beras. Beras ini menjadi makanan pengganti nasi putih yang lebih baik untuk kesehatan.

"Beras ini bisa menstabilkan gula, program diet juga cocok. Ini memiliki gula nol, serat tinggi, sudah diuji lab," paparnya. 

Terkait harga, untuk satu pack beras jagung maupun beras singkong dibanderol dengan harga Rp 15 ribu untuk kemasan 700 gram. 

Selain beras, Reni menyebut ada juga produk berbentuk mie yang juga berbahan baku singkong maupun jagung dengan harga Rp 10 ribu per bungkus.

"Cara masak seperti beras putih biasa. Bisa pakai rice cooker maupun kukusan. Teksturnya sama kaya beras putih biasa, pulen," jelasnya.  

Menariknya, beras jagung maupun beras singkong ini juga bisa dikonsumsi oleh anak-anak. Bahkan bisa juga dikonsumsi oleh balita dengan dibuat menjadi bubur.

"Yang belum terbiasa biasanya mix, 1 banding 1," bebernya. 

Reni juga menyebut untuk peminat beras jagung dan beras singkong ini terbilang cukup banyak. Terlebih saat ini masyarakat sudah sadar dan peduli akan kesehatan.