Wali Kota Semarang: Jaga Lingkungan dan Laut

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (paling kanan-red) saat menghadiri acara penutupan program Cleaner Cities, Blue Ocean (CCBO) dari United States Agency International Development (USAID) di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (17/4). Umar Dani/RMOLJateng
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (paling kanan-red) saat menghadiri acara penutupan program Cleaner Cities, Blue Ocean (CCBO) dari United States Agency International Development (USAID) di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (17/4). Umar Dani/RMOLJateng

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menghimbau seluruh elemen masyarakat di wilayahnya untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan laut.


Imbauan ini diucapkannya saat menghadiri acara penutupan program Cleaner Cities, Blue Ocean (CCBO) dari United States Agency International Development (USAID) di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (17/4). 

Kota Semarang sendiri menjadi terpilih menjadi pilot project bersama Kota Ambon dan Makassar sebagai daerah  percontohan pengelolaan sampah.

Karena itu, dengan kebersamaan menjaga lingkungan dan laut antar stakeholder yang ada di Semarang, diharapkan bisa mewujudkan pengelolaan sampah yang selama ini menjadi salah satu penyebab banjir di Semarang.

“Bisa terus berlanjut karena saya menyampaikan ini kan sebenarnya masih pilot project di enam kecamatan. Tapi saya bilang namanya (pengelolaan) sampah jangan enam kecamatan saja, bisa diadakan pelatihan sehingga di semua kecamatan ini bersamaan bisa jalan,” ujarnya.

Ia pun berkomitmen penanganan dan pengelolan sampah di Ibu Kota Jawa Tengah ini bakal terus digencarkan.

Di sisi lain, dirinya menyarankan agar USAID bisa turut mengawasi penanganan sampah di daerah lainnya. 

“Sampah di Kota Semarang tidak bisa bicara hanya kota saja, tapi juga hinterland. Karena sampah ada yang datang dari hulu, utamanya lewat sungai,” imbuhnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur USAID Indonesia, Jeffery Cohen mengakui jika sampah memang menjadi persoalan bersama. 

Untuk itu diharapkan semua pihak bisa menjaga dan mengatasi permasalahan sampah. 

“Satu tantangan global dalam beberapa tahun terakhir adalah polusi plastik. Sampah plastik mengancam masyarakat dan ekosistem di dunia, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat," katanya.

"Tantangan sampah plastik di laut bersifat global, tapi solusinya lokal. Terutama karena manajemen sampah seringkali di bawah pemerintah. Oleh karena itu USAID bermitra dengan banyak kota membangun masyarakat yang tangguh untuk menangani sampah,” tutupnya.

Diketahui, kegiatan itu juga dihadiri langsung Direktur USAID Indonesia, Jeffery Cohen, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Krüger Giverin serta Koordinator Air Minum dan Sanitasi Kementerian Perencanaan Perumahan dan Kawasan Permukiman BAPPENAS, Nur Aisyah Nasution.