Desakan penggratisan Jembatan Suramadu terus dilakukan sekelompok masyarakat Madura.
- Perdana, Rapat Paripurna Kabupaten Batang Bahas Sejumlah Isu Strategis
- Pemkot Semarang Resmikan Jembatan Nogososro
- Kapolresta Magelang: 866 Personel Tim Gabungan Amankan Puncak Perayaan Waisak 2024
Baca Juga
Dalih masyarakat Madura tersebut agar jembatan sebagai penghubung Pulau Jawa dan Madura harus bisa bermanfaat bagi perkembangan Pulau Garam, termasuk iklim investasi.
Sayang, berbayarnya Jembatan Suramadu menjadi catatan tersendiri bagi investor.
"Jembatan Suramadu harusnya dijadikan jalan non tol yang tidak berbayar," kata Ketua Umum Forum Mahasiswa Madura (FORMAD), Muhammad Khari, seperti dilansir Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (25/9).
Muhammad Khari menjelaskan, dengan berbayarnya Jembatan Suramadu telah memberatkan warga madura melintas sehari-hari yang berakibat mandeknya pembangunan di pulau madura, padahal dengan adanya Jembatan Suramadu diharapkan akan mempercepat mobolitas ekonomi di pulau di Madura.
"Warga Madura minta gratis melintas di Jembatan Suramadu karena memang memberatkan, dan diharapkan madura bisa maju dengan pembangunan yang pesat dan pengangguran berkurang. Sampai hari ini pengangguran dan kriminalitas meningkat," tandas Khari.
Diharapkan, sambung Khari, dengan digratiskannya Jembatan Suramadu para investor tertarik untuk berinvestasi, warga Madura tidak terbebani lagi, termasuk wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Garam.
"Siapa pun jangan sok tahu dan tidak perlu mengaitkan dengan politik dan pilpres. Madura tidak boleh dianak tirikan karena Madura adalah bagian integral dari NKRI, dan memiliki andil besar dalam perjalanan Indonesia dari jaman kerajaan majapahit, pra kemerdean, mengisi kemerdekaan sampai saat ini," demikian Khari.
- Hadir dalam APEKSI di Padang, Sinoeng Minta Kebijakan Penghapusan Tenaga Honorer Ditinjau Ulang
- Pemkot Semarang Upayakan Pembuatan Perda Larangan Perdagangan Daging Anjing
- Indeks Pembangunan Pemuda Blora, Berada Pada 56,33 Persen