Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari virus Covid-19 nyatanya masih bisa mengalami gejala berkelanjutan yang disebut dengan Long Covid.
- Pemkot Semarang Genjot Capaian Imuninasi
- Optimalkan Program JKN, BPJS Kesehatan Perkuat Sinergi dengan Pemprov Jawa Tengah
- Dinkes Purbalingga Temukan 422 Kasus TBC
Baca Juga
Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari virus Covid-19 nyatanya masih bisa mengalami gejala berkelanjutan yang disebut dengan Long Covid.
Meski secara resmi belum ada penelitian tentang Long Covid, namun mereka yang mengalami gejala berkepanjangan setelah dinyatakan negatif, sudah tidak akan menularkan virus covid lagi.
Karena setelah 14 hari masa inkubasi, virus akan mati dan hanya sisa bangkai virusnya saja yang masih menempel hingga 80 hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam, mengatakan jika Long Covid biasanya terjadi pada orang-orang yang sejak awal terkonfirmasi positif memiliki lebih dari lima gejala klinis mulai dari demam, batuk, pilek, sesak nafas, ataupun linu. Hakam juga mengatakan jika kemungkinan untuk terjadi Long Covid persentasenya hingga 50%.
"Walaupun sudah sembuh dan keluar dari masa inkubasi virusnya 10-14 hari, tapi gejalanya itu akan masih ada seperti batuk, pilek, sesak ataupun linu ini berarti adalah Long Covid. Long covid paling banyak terjadi pada wanita, usia lanjut, mereka yang punya komorbid yang tidak stabil, ada lebih dari 5 gejala di awal, nah secara hipotesis masih diteliti karena ini sesuatu yang baru," jelas Hakam, Jumat (25/1).
Untuk penangannya, Hakam menambahkan, pasien tetap melakukan gaya hidup sehat, terutama untuk pola makan harus dengan asupan gizi lengkap. Selain itu obat-obatan yang diberikan dokter bisa dilanjutkan untuk dikonsumsi, hingga gejala klinis sembuh.
"Prinsipnya virus covid ini bisa mati sendiri jika dilawan dengan imunitas yang kuat, sel darah putih kita bahannya dari protein jadi asupan protein harus dijaga, dalam istilah kesehatan ada isi piringku itu ada karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin harus bisa tersedia dengan bagus," terangnya.
Disisi lain, Hakam menjelaskan jika orang dengan riwayat covid wajib waspada dengan pengentalan darah yang bisa mengakibatkan kematian mendadak akibat jantung koroner, meskipun mereka sudah dinyatakan sembuh dari Covid.
"Kadang ada orang yang terkena covid lalu tiba-tiba meninggal mendadak karena orang yang kena covid itu yang terjadi pada dua hal yang pertama adalah orang itu akan terinfeksi paru-paru, nah jika sudah terinfeksi paru-paru brati proses peradangannya sudah luar biasa dan bisa menyebabkan hingga meninggal, yang kedua mudah kental darahnya, makanya resiko untuk penyakit jantung koroner dan meninggal mendadak tinggi," bebernya.
Untuk mencegah kekentalan darah pada pasien covid maupun mereka yang sudah pernah terkena covid, wajib hukumnya untuk tetap melakukan aktivitas ringan atau olahraga, agar darah tidak kental.
"Untuk itu di rumah dinas yang OTG atau gejala ringan setiap pagi dan sore kita ajak senam, lalu kita ajak untuk lebih gembira, karena jika tidak diatasi dengankegiatan atau mobilisasi dan hanya tiduran atau duduk saja maka yang terjadi akan mempercepatproses kekentalandarah, dan ini jelas sangat berbahaya," pungkasnya.
- Peduli Stunting, Sido Muncul Beri Bantuan Rp135 Juta untuk 13 Anak di Cipete Selatan
- Peningkatan Kualitas Kesehatan Perempuan Jadi Langkah Strategis Pembangunan SDM Nasional
- 600 Ribu Masyarakat Demak Sudah Tervaksin