YAICI Tegaskan Susu Kental Manis Tidak Cocok untuk Anak-anak

Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menegaskan Susu Kental Manis tidak cocok dikonsumsi oleh anak-anak yang masih masa pertumbuhan.


Pasalnya, Susu Kental Manis bukan susu. Namun Susu Kental Manis masih menjadi salah satu favorit untuk dibuat minuman orang Indonesia karena menganggap jika susu kental manis adalah susu yang bervitamin.

Padahal, bahan dasar Susu Kental Manis 45 persennya adalah sukrosa yang banyak mengandung gula. Sehingga, jika dikomsumsi anak-anak, maka anak akan cepat merasa kenyang. 

Sehingga anak-anak tidak mau makan dan kekurangan nutrisi lain yang masuk ke dalam tubuh. Kondisi ini, bisa menyebabkan stunting.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat SE MM, pada acara Editorial Briefing di Semarang, Jumat (16/9/2022).

"Susu Kental Manis bukan Susu, tetapi bahan makanan tambahan saja, misalnya untuk kue. Jadi tidak cocok diberikan bagi anak-anak. Oleh karena itu, butuh peran pemerintah untuk memberi edukasi dan regulasi untuk para produsen Susu Kental Manis terkait dengan hal tersebut,” jelasnya.

Menurut Arif, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis.

Di satu sisi lanjut Arif, persepsi yang terjadi di tengah masyarakat jika Susu Kental Manis adalah susu, karena selama ini adanya miss informasi iklan. Jadi, masyarakat menganggap kalau Susu Kental Manis adalah susu.

Dijlaskan Arif, saat ini kondisi kesehatan di Indonesia menghadapi masalah tiga beban malnutrien, kelebihan berat badan atau obesitas, kekurangan gizi atau wasting dan defisiensi mikronutrien.

”Pemerintah sendiri manargetkan tahun 2024 angka stunting menurun di 14%. Dengan hitungan 2 tahun, semua pihak harus bekerja keras dan cerdas agar target itu segera tercapai,” jelasnya.

Lebih lanjut Arif mengatakan, YAICI telah sejak lama memiliki perhatian khusus terhadap gizi buruk, stunting dan literasi gizi keluarga. 

"Dalam upaya itu YAICI bersama dengan mitra, salah satunya, PP Aisyiyah khususnya Majelis Kesehatan, sudah beberapa tahun ini melakukan sosialisasi dan edukasi secara terus menerus," pungkas Arif.

Untuk diketahui, pada kegiatan Editorial Briefing, YAICI mengangkat tema “Kejar Target Penurunan Stunting, Realistis atau Politis?” dengan pembicara Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat SE MM dan Bendahara Majelis Kesehatan Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, Erniza Hafidzh SKm.