1006 Jiwa Pemudik Masuk Susukan

Sebanyak 1006 jiwa 'pemudik dini' dari berbagai daerah di Indonesia tiba di wilayah Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.


Jumlah itu, masih akan bertambah. Mengingat, hingga Kamis (23/4) malam masih ada pemudik yang datang namun belum masuk data base baik di desa maupun kecamatan.

Camat Susukan Dewanto kepada wartawan ditemui diruang kerjanya Jumat (24/4) mengatakan, kebijakan dalam menerima 'pemudik dini' dengan mengupayakan isolasi mandiri diserahkan kepada masing-masing desa. Tercatat, di Kecamatan Susukan terdapat 13 desa.

"Pemudik yang masuk Susukan hingga tanggal 23 April 2020 sebanyak 1006  jiwa. Sudah menjalankan karantina mandiri sebanyak 711 jiwa dan masih masa isolasi sebanyak 205 jiwa," ungkapnya.

Setiap desa membuat rumah karantina sendiri, menjadi prioritas jika ada keluarga pemudik yang tidak bisa menyediakan/ menampung bagi anggota yang datang dari luar Kacamatan Susukan.

Namun diakuinya, saat ini kesiapan di setiap desa menerima 'pemudik dini' berbeda-beda.

"Dikemas seperti apa dalam menjalankan karantina bagi pendatang, kami menyerahkan kepada desa. Sehingga karantina mandiri menjadi pilihan mengingat, fasilitas gedung desa sangat tidak memungkinkan," ungkapnya.

Diakuinya, ribuan pemudik yang masuk Kacamata Susukan, sebagian besar berasal dari Kalimantan, Jabodetabek dan sisanya pulau Sumatera.

Rata-rata yang pulang dengan alasan libur kerja/ sekolah, keperluan keluarga hingga ada juga mengaku kontrak kerja habis.

"Dari sisi efektivitas di 13 desa di wilayah Kecamatan Susukan, jika tersentral cukup riskan. Sehingga, Pemerintahan Desa diberikan kewenangan untuk mengelola karantina sendiri. Hanya saja, desa diminta tanggap dalam hal apa saja hang menjadi kebutuhan pemudik dan keluarganya," papar dia.

Ia mempersilakan, kades untuk mengelola sendiri dana desa guna keperluan karantina. Perihal kebutuhan logistik bagi yang menjalani karantina mandiri, ia berharap bisa dikomunikasikan dengan pihak keluarga.