17 Kecamatan di Grobogan Alami Krisis Air

Dropping air ke desa - desa terdampak krisis air di Grobogan, Sabtu (2/9). RMOL Jateng
Dropping air ke desa - desa terdampak krisis air di Grobogan, Sabtu (2/9). RMOL Jateng

Sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau panjang. Dari 19 kecamatan di Grobogan, 17 kecamatan kekurangan pasokan air.


"Sebanyak 77 desa dari 17 kecamatan yang terdampak krisis air terjadi pada awal September ini," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan, Endang Sulistyoningsih, Sabtu (2/9). 

Dari data BPBD Grobogan krisis air terjadi di awal Agustus sebanyak 44 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Krisis air meluas di akhir Agustus 2023, bertambah 33 desa. 

"BPBD Grobogan terus berupaya mengatasi krisis air yang dialami warga di desa terdampak. Droping air bersih setiap hari dari siang dan malam terus lakukan, guna meringankan masyarakat," ucapnya. 

BPBD Grobogan berharap semua elemen mendukung gerakan untuk meringankan masyarakat. Mulai dari instansi, lembaga sosial, donatur, maupun perusahaan - perusahan untuk membantu droping air bersih ke wilayah desa terdampak krisis air bersih. 

"Sekitar 60 desa lebih di 16 kecamatan yang terlayani bantuan air bersih. Sebanyak 313 tangki air bersih sekitar hampir 1,7juta liter air didistribusikan BPBD Grobogan untuk membantu warga yang mengalami krisis air," jelasnya.

Dia menjelaskan, dari data BMKG, puncak kemarau diperkirakan terjadi di bulan September ini.  

BPBD Grobogan mengimbau agar masyarakat khususnya mengalami kesulitan air bersih lebih menghemat air bersih dan menggunakan air bersih khusus untuk pemenuhan kebutuhan utama sehari-hari.