38 Kamar Untuk Karantina Di Balai Diklat Sudah Disiapkan BKPP

Semakin tingginya angka kasus positif Covid-19 di kota Semarang, membuat Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, segera menambahkan tempat karantina. Salah satunya yang sedang dipersiapkan yakni Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kota Semarang yang berada di Jalan Ketileng.


Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang, Litani Satyawati mengatakan,  saat ini pihaknya sudah menyiapkan 38 kamar yang ada di dalam Balai Diklat untuk keperluan tempat karantina pasien Covid-19 di Kota Semarang.

"Iya, untuk di Balai Diklat hari ini (Kamis-red) sudah mulai kita persiapkan semuanya, baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dan dari petugas dinkes dan dari kami sudah ada yang standby disana untuk menyiapkan semuanya," jelas Litani saat ditemui di Balaikota Semarang, Kamis (17/6).

Dari 38 kamar tersebut, tiap kamar berisi dua ranjang tidur. Artinya Balai Diklat Semarang bisa menampung 76 pasien isolasi Covid-19. Tapi, lanjut Litani, pihaknya tidak menampik jika nantinya kasus aktif makin tinggi, maka pihaknya akan menambah kapasitas tempat tidur di Balai Diklat.

"Seandainya memang masih terjadi lonjakan kasus, kami masih ada kamar-kamar di ruang belakangnya di asrama 2, yakni sebanyak 38 kamar lagi, tiap kamar dengan 2 tempat tidur," imbuhnya.

Menurut Litani, saat ini memang belum ada pasien yang masuk, karena baru pada tahap persiapan.

"Belum ada yang masuk, hari ini sedang siapkan semuanya, agar nanti misalnya pun ada pasien kesana, tempatnya bisa digunakan pasien dengan nyaman. Karena kemarin sempat mau kembalikan jadi kelas untuk fungsi diklat, tapi kondisinya seperti ini masih disiapkan untuk tempat karantina. InsyaAllah besok sudah siap digunakan," jelasnya.

Terkait dengan kategori pasien yang akan masuk ke tempat karantina di Balai Diklat, Litani menyatakan jika nantinya pihak Dinas Kesehatan yang akan memilah pasien seperti apa yang akan di rawat di Balai Diklat.

"Tapi yang pasti tidak berat-berat, kalau yang berat pasti harus di isolasi di Rumah Sakit. Kemungkinan bagi pasien OTG, atau  sudah membaik dari RS perlu isolasi tidak ada tempat dirumah mungkin ditempatkan di situ," tuturnya.

Litani berharap dengan dibukanya beberapa tempat isolasi selain di Rumdin dan Islamic Center, masyakarat yang membutuhkan pelayanan karantina bisa teratasi dengan baik.

Selain itu pihaknya juga terus menghimbau kepada warga Semarang untuk tetap mematuhi prokes. Jika sudah memiliki gejala flu hingga demam sebaiknya melakukan antisipasi mandiri dengan melalukan tes PCR.

"Untuk itu, patuhi prokes karena penularan tidak hanya lansia tapi trend-nya banyak anak muda yang terpapar Covid-19. Mungkin yang mulai menganggap sudah cukup kebal, longgar prokesnya. Jadi jangan bergerombol, kurangi berkerumun, jika penting untuk bertemu bisa dengan zoom meeting pakai teknologi," tandasnya. [sth]