- Nasabah Bank Jateng Boyolali Menangkan Mobil Wuling Air EV Dalam Undian Tabungan Bima
- Potensi Besar Belum Maksimal, DPRD Jateng Saran Terus Kuatkan Pertanian Kepada Pemprov
- Dindagkop UKM Rembang Mulai Lakukan Sosialisasi Pembentukan Koperasi Merah Putih
Baca Juga
Jakarta - Problematika industri susu tengah memuncak. Hal ini diakibatkan tindakan Industri Pengolahan Susu (IPS) membatasi tonase penerimaan susu lokal.
Puncak ketegangan antara peternak dengan industriawan terjadi di akhir minggu lalu, saat peternak sapi perah di Boyolali (Jawa Tengah) dan Pasuruan (Jawa Timur) melakukan aksi pembuangan susu segar, dan bahkan membagikannya secara gratis bahkan untuk mandi.
Memberikan penjelasan terhadap tindakan para anggotanya, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS), Sony Effendhi ungkapkan serapan IPS adalah 20 banding 80. Angka 20% adalah serapan dalam negeri sedangkan 80% adalah impor. Sony menyebut New Zealand, Amerika dan Eropa sebagai negara asal impor susu.
Salah satu alasan pembatasan tonase penerimaan pabrik adalah susu dari peternak lokal tidak memenuhi standar. “Total Plate Count (TPC) atau table cone-nya tinggi, sehingga tidak sesuai dengan standard food safety, keamanan pangan. Sehingga tidak bisa diterima”, ujar Sony, di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (11/11).
Sony juga mendapati susu yang dicampur dengan tambahan lain seperti air, hydroxide peroxide, karbonat hingga minyak goreng.
Liputan kasus sengketa peternak sapi dengan perusahaan susu dapat dibaca dalam tautan berikut:
Menkop Turun Tangan, Jamin Penyerapan Produksi Susu Sapi
- DPRD Jateng Dukung Pemerintah Provinsi Libatkan Akademisi Tangani Pengentasan Kemiskinan
- Tak Ada Takutnya Dan Kian Nekat! Kreak Teror Warga Bawa Sajam Di Area Permukiman
- Polres Karanganyar Bongkar Jaringan Narkoba, Dua Orang Ditangkap