Airlangga Hartarto mempunyai modal kuat untuk
kembali memimpin Partai Golkar. Dia telah membuktikan diri punya kemampuan,
prestasi, dedikasi, loyalitas, dan juga tidak tercela.
- Wali Kota Ita Nilai Sosok Ganjar Pranowo Humble dan Merakyat
- Pilkada, Nelayan Rembang Pecah
- Disaksikan AHY, Prabowo Dan SBY Bernostalgia
Baca Juga
"Semua syarat kepemimpinan itu ada dalam sosok Airlangga," kata pengamat politik Semarang Institute, Muhammad Dasuki, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (20/8).
Peluang Airlangga untuk memimpin kembali Golkar, tambah dia, terlihat dengan mengalirnya dukungan para elite dan pengurus daerah kepada pria yang kini menjabat Menteri Perindustrian itu, menjelang Munas akhir tahun nanti.
Dasuki menegaskan, Airlangga berhasil mematahkan prediksi sejumlah kalangan yang menyebut, suara Golkar bakal anjlok pada Pemilu 2019. Airlangga membuktikan raihan suara Golkar bisa naik dua kali libat dibanding prediksi sejumlah lembaga survei sebelum Pemilu.
Padahal, sambung Dasuki, Airlangga menjabat Ketum Golkar sejak Munaslub 2017, hanya memiliki waktu satu setengah tahun untuk menyiapkan Golkar menghadapi Pemilu 2019.
"Saat Airlangga menerima jabatan tersebut, kondisi Golkar juga sedang terpuruk karena persoalan hukum ketum sebelumnya, Setya Novanto. Ditambah konflik internal," jelas Dasuki.
Berkat sikap profesionalisme dan tangan dinginnya, Golkar berhasil mempertahankan posisi di jajaran papan atas perolehan suara Pemilu 2019.
"Ternyata hasilnya 12,5 persen dan secara kursi di DPR Partai Golkar tetap di posisi nomor dua setelah PDIP, di atas Gerindra. Gerindra hanya 78, Golkar 85. Berarti dia masih mampu mengangkat dari 6,5 persen ke 12,5 persen itu sudah dua kali lipatnya," tutup Dasuki. [fak]
- Akibat Penolakan Relawan Paslon Nomor Urut 03, APK di Properti Pribadi Ditunda Pencopotannya Oleh Satpol-PP
- Kerahkan 110 Personil, Satpol-PP Koordinasi Penertiban APK di Salatiga
- Gelar Apel Pasukan, Kapolres Karanganyar Tegaskan Tugas Polisi Hanya Fasilitator