Rabu 4 Juni 2008 merupakan hari tak terlupakan bagi masyarakat Kota Semarang dan Kanit 5 Subdit 3 Jatanras Ditkrimum Polda Jawa Tengah AKBP Sugeng Wahyudi, khususnya.
- DPRD Kota Semarang Minta Ada Evaluasi dan Audit Semua Operator BRT Trans Semarang
- Pecah Keramaian di Kota Semarang dengan Gelar Pasar Pagi
- 'Warna Warni' Plat Kendaraan 'Wara Wiwi' Padati Kota Wonogiri
Baca Juga
Kasus perampokan dan pembunuhan pengusaha sekaligus pemilik toko emas 'Bintang Mas' di Jalan Kranggan Timur atau KH Wahid Hasyim Semarang menjadi perhatian publik.
Tiga orang tewas masing-masing Welly Chandra (34), Ani Wijaya (32, istri Welly), dan Wulandari (15, pembantu rumah tangga) ditemukan meninggal dunia di dalam mobil yang dibuang pelaku di belakang kampus Unnes Sekaran.
Welly Chandra meninggal dunia Rabu (4 Juni 2008) malam dalam perjalanan ke rumah sakit karena kehabisan oksigen akibat mulut dan hidung korban dilakban, sedangkan kedua tangannya diborgol.
Ani Wijaya dan Wulandari tewas dengan luka tembak di bagian kepala dan punggung, sedangkan Chan Oey Ing (60), tante korban selamat tetapi luka di bagian muka (sekitar mata) karena terkena pecahan peluru.
Sugeng Wahyudi alias Didik saat itu berpangkat AKP dan menempati posisi di Resmob Polda Jawa Tengah langsung diperintahkan oleh atasannya saat itu AKBP Nelson Pardamaian Purba untuk memburu pelaku.
Identitas pelaku sudah yaitu Liem Williem Singgih alias Wising Cs mengambil 100 kg emas dengan total kerugian Rp25 Milyar.
"Saya bersama tim langsung terjun ke lapangan dan meburu kelompok Wising yang saat itu bekerja dengan 10 orang termasuk anak kandungnya bernama Rony Wiajaya," ungkap Didik saat ditemui di kantornya, Selasa (5/10).
Didik yang melakukan pengejaran selama tiga bulan akhirnya dapat menangkap dan menembak mati otak perampokan toko emas ini dalam sebuah penggerebakan di kawasan jalan Sidoluhur, Surabaya Utara pada Sabtu (28/9/2008).
Sebelumnya penangkapan Wi Shing ini sempat melakukan perlawanan dengan menembak ke arah petugas gabungan menggunakan senpi jenis Scopion dan sempat hendak melempar granat aktif.
"Sebelumm melempar kita tembak sebanyak tujuh kali dan tewas di tempat. Di dalam kamarnya kita temukan senjata api, granat, dan peluru. Untuk emas batangan kita hanya menemukan 10 batang," ungkapnya sambil menerawang peristiwa yang sudah 13 tahun dilaluinya.
Atas prestasi tersebut Sugeng Wahyudi dan tim mendapatkan pengharagaan dari Kapolda Jawa Tengah. Tidak ifu saja, kiprah pria kelahiran 23 Desember 1965 ini dalam menumpas kejahatan. Ia bahkan sempat memback up pengejaran otak teroris Indonesia Noordin M Top selama tiga bulan.
"Saat itu belum ada Densus 88 jadi kita disuruh pimpinan back up tiga bulan pindah pindah kos dan meninggalkan anak istri demi tugas negara. Berat terasa ringan kalau di jalani dengan ikhlas dan tanggung jawab," imbuhnya.
Sudah tak terhitung banyak kasus kejahatan yang telah AKBP Sugeng Wahyudi ungkap dan pecahkan. Semua pencapaian tersebut tidak lepas dari kepercayaan pimpinan dan anggota yang dilapangan yang membantu tugasnya.
Bulan Desember 2021 ini AKBP Sugeng Wahyudi resmi pensiun dari anggota Polri setelah kurang lebih 32 tahun mengadi. Tapi untuk pengabdian kepada masyarakat dan negara tetap dilakukan. Dia merasa mengabdi untuk banyak orang sudah menjadi bagian dari hidupnya.
"Saya akan mengabdi dengan bentuk lain. Berorganisasi dan lainnya. Yang terpenting, dalam menjalani hidup harus selalu bersyukur dan selalu mawas diri," pungkas ayah dari dua anak ini.
- Puluhan Pemilik Karaoke Liar Datangi Kantor Bupati Demak
- Dewan Masjid Indonesia Se-Jawa Bali Minta Mukmatamar Digelar Juli
- Tikungan Bawah Jembatan Tol Kaligawe Banjir Sore Ini, Lalu Lintas Terganggu