Ambulans ACT Masih Bergerak Cari Korban Di Reruntuhan

Tingkat kerusakan imbas gempa dangkal 7,0 SR di Pulau Lombok diperkirakan cukup besar.


Pasalnya, gempa yang terjadi pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB memiliki skala guncangan sebesar VII MMI (Modified Mercally Intensity). Skala guncangan terbesar ini terjadi di Kota Mataram.

Melansir laman informasi gempabumi BMKG, gempa 7,0 SR dengan kedalaman hanya 15 km itu memicu guncangan sangat keras di Kota Mataram. Meski pusat gempa berada di darat 18 km sebelah Barat Laut Lombok Timur, tapi rambatan guncangan gempa terasa begitu kuat di Mataram.

Hingga Minggu malam  pukul 22.30 WIB, pendataan sementara yang diterima Aksi Cepat Tanggap (ACT) NTB menunjukkan 52 korban terluka akibat gempa 7,0 SR.  

"Listrik masih belum sepenuhnya kembali. Kondisi Kota Mataram sebagian besarnya masih gelap," ujar Kepala Cabang ACT NTB, Alfian, tadi malam sekitar pukul 22.15 WIB.

Tak hanya itu, Alfian juga mengatakan, dalam kondisi gelap terlihat banyak kondisi rumah roboh dan jembatan rusak.

Mohon doa, kami dalam perjalanan pulang menuju Mataram dari arah Sembalun. Gempa sangat keras sampai kami tidak bisa mengendalikan mobil. Sinyal komunikasi sangat lemah. Ada juga mobil terperosok. Kami melihat langsung banyak rumah roboh dan beberapa kami temui korban meninggal dunia," ujar Alfian, mengutip rilis GM Komunikasi ACT,Lukman Azis Kurniawan kepada redaksi, hari ini (Senin, 6/8).

Sementara itu, proses evakuasi dan aksi darurat medis masih terus dilakukan oleh Tim Emergency Response ACT hingga Minggu tengah malam.

Tiga posko ACT di Bayan, Sembalun dan Sambelia menyiagakan tim medis dan obat-obatan selama 24 jam bagi warga yang membutuhkan.

"Ambulans ACT masih bergerak mencari korban di runtuhan untuk segera dibawa ke posko medis ACT atau ke rumah sakit terdekat," kata koordinator Tim Emergency Response ACT, Kusmayadi.