Amerika Bujuk INdia Untuk Batalkan Rencana Pembelian S-400 Dari Rusia

Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang berupaya untuk membujuk India agar segera membatalkan rencana pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.


Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang berupaya untuk membujuk India agar segera membatalkan rencana pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Hal itulah yang membuat Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin melakukan kunjungan ke New Delhi pada Jumat (19/3), seperti dimuat Reuters. Ia menjadi anggota pemerintahan tertinggi dalam pemerintahan Joe Biden pertama yang berkunjung ke India.

Selama kunjungan Austin, kedua belah pihak membahas rencana New Delhi untuk membeli drone bersenjata dari AS dengan paket pembelian lebih dari 150 jet tempur untuk angktan laut dan udara India dalam menghadapi China.

India dan China sendiri berada dalam ketegangan akibat sengketa wilayah di Himalaya.

Selain itu, Austin juga akan membahas rencana India untuk membeli S-400 dari Rusia yang berpotensi dikenai sanksi AS, seperti halnya Turki.

Sebelumnya, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Bob Menendez, mendesak Austin untuk menjelaskan kepada para pejabat India tentang penolakan pemerintah Biden atas rencana New Delhi tersebut.


"Jika India memilih untuk melanjutkan pembelian S-400, tindakan itu jelas merupakan transaksi yang signifikan, dan karenanya dapat dikenai sanksi, dengan sektor pertahanan Rusia di bawah Bagian 231 CAATSA (Countering America's Adversaries Through Sanctions Act)," kata Menendez dalam sebuah surat kepada Austin.

Ini juga akan membatasi kemampuan India untuk bekerja dengan AS dalam pengembangan dan pengadaan teknologi militer yang sensitif. Saya berharap Anda memperjelas semua tantangan ini dalam percakapan dengan rekan-rekan India Anda," tambahnya.

Pekan lalu, para pemimpin dari aliansi Quad, yang terdiri dari AS, India, Australia, dan Jepang melakukan pertemuan puncak untuk membahas kerja sama keamanan maritim dalam rangka menghadapi tantangan China. Demikian dikutip dari Kantor Berita RMOL.

**