- Jalan Rusak, Ratusan Warga Jadi Korban
- Panwascam Kemiri Gelar Rakor Persiapan Hari Tenang Pilkada 2024 Bersama Forkompimcam
- Musrenbang 2025, DPRD Jateng Ingatkan Arah Pembangunan Daerah Mesti Berpedoman Aspirasi Masyarakat
Baca Juga
Pengerukan Bendung Kedung Sapen, di Desa Jatihadi, Kecamatan Sumber, Rembang, oleh Balai Pengolahan Sumber Daya Air (BPSDA) Serang Lusi Juana (Seluna), dinilai kurang maksimal.
Karena pengerukan yang dilakukan Juli 2024 itu hanya di batang sungai atau hanya selebar sekitar 30 meter dengan panjang sekitar 600 meter. Pada hal luas area Bendung Kedung Sapen yang mengalami pendangkalan lebarnya sekitar 80 meter dan panjang sekitar 1.000 meter.
Menurut informasi, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki BPSDA Seluna yang berkantor di Kudus, akhirnya kegiatan fisik tersebut di sesuaikan anggaran yang ada. Juga karena adanya desakan masyarakat.
Karena sebenarnya bendung yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Randu Gunting ini menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana.
Sekdes Jatihadi Markum, saat di hubungi media ini membenarkan bahwa karena keterbatasan anggaran yang tidak miliki BPSDA Seluna, maka pengerukan hanya berjalan sekitar 10 hari dengan satu unit alat berat begqu.
"Kami berharap BBWS Pemali Juwana secepatnya melakukan pengerukan Bendung Kedung Sapen. Karena keberadaan bendung ini sangat vital untuk penyediaan air bagi pertanian di Sumber dan Kaliori," terang Markum.
Salah satu Staf Lapangan BPSDA Seluna Nurcholis saat di konfirmasi RMOLJateng via telepon, Senin, (3/10) juga membenarkan bahwa pengerukan Bendung Kedung Sapen dilakukan dengan anggaran yang sangat terbatas. Namun Nur Cholis tidak menyebut berapa besarnya anggaran.
Pengerukan secara masif atas Bendung tersebut sangat penting agar mampu menampung lebih besar debit air, sehingga bisa di manfaatkan secara maksimal petani khususnya pada musim tanam (MT) II atau walik dami di beberapa desa di Kecamatan Sumber dan Kaliori.
Dari pantauan RMOLJateng, Kamis (3/10) pada Juli 3024 sudah dilakukan pengerukan, namun yang dikeruk hanya selebar batang sungai dengan lebar sekitar 30 meter. Sementara lebar areal bendung sekitar hampir 100 meter. Dan panjang mencapai 1.000 -Hanies meter.
Beberapa warga di sekitar Bendung Kedung Sapen saat dimintai tanggapan mengaku tidak tahu kenapa yang dikeruk hanya bagian tengah memanjang sesuai alur sungai.
"Saya tidak tahu kenapa pengerukan tidak dilakukan seluruh area bendung yang dangkal. Mungkin karena terbentur anggaran," tutur Mbah Sam, warga Jatihadi yang punya lahan dekat Bendung.
Camat Kaliori Desti Maryadi saat dimintai konfirmasi mengatakan, dirinya dan kelompok pengguna air di Kecamatan Sumber dan Kaliori sangat berharap agar Bendung Kedung Sapen di Jatihadi yang sudah bertahun tahun dangkal, segera di keruk secara maksimal.
Seperti diketahui, pada MT II 2024, padi walik dami seluas sekitar 1.400-an hektare di Kabupaten Rembang mengalami puso alias gagal panen. Dari luas diatas, 1.200-an hektare terdapat di wilayah Kecamatan Sumber dan Kaliori.
- Tolak VMS, Ratusan Nelayan Poursine Mini Rembang
- Siswa Asal Grobogan Sabet Juara 1 Sale Open Cup Pencak Silat 2025
- Alfamart Cabang Rembang Ajak 100 Member Loyalnya Ikuti Serunya Buka Bersama