Anggota Dewan Kota Semarang Nilai Kedisplinan Anak Menurun Selama Pandemi Covid-19

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Dyah Ratna Harimurti menilai, sekitar 80 persen kedisiplinan anak hilang selama masa pandemi saat mengikuti pembelajaran secara daring di rumah.


Hal ini disampaikan saat menjadi narasumber dalam Rakor Forum Media Sayang Anak dan Perempuan, yang diselenggarakan oleh DP3A Kota Semarang, di Dafam Hotel, Kamis (14/10).

Detty, sapaan akrabnya, mengatakan karakter anak juga harus dibentuk kembali agar bisa lebih semangat dalam menuntut ilmu. 

"Anak-anak tidak belajar tatap muka sudah hampir dua tahun. Mereka kehilangan rasa disiplin. Mereka bangun siang, tidak mandi," katanya.

Detty mengatakan, peran orang tua sebagai pendukung di lingkungan keluarga dalam pendidikan anak sangat diperlukan. Dalam hal ini, orang tua bertanggung jawab untuk mendukung anak-anak bisa kembali ke sekolah dengan mengembalikan semangatnya yang dulu.

"Orang tua menjadi nomor satu yang harus support anak. Kalau ortu tidak support, apalagi guru atau pemerintah. Ring pertama orang tua," jelasnya.

Detty menyebut perlu diadakan penyegaran dalam berkegiatan, misalnya saja saat PTM tidak harus selalu membahas materi pelajaran, tapi bisa dengan membangun kreativitas dalam belajar. 

"Kerja tim harus dikenalkan kembali agar tidak canggung. Kita siapkan mereka ke depan hidup normal. Ide dan kreatifitas harus dipacu," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengtakan, peran media dalam membangun Kota Semarang dirasa snagat penting. Sayang perempuan dan anak menjadi program pemerintah pusat dan pemkot pun mencoba agar kekerasan terhadap anak bisa dikendalikan. 

"Penghargaan sebagai bonus. Kami bergerak tujuannya dalam rangka membangun kebersamaan, kita harus perhatikan perempuan dan anak agar mereka hidup happy tanpa ada kekerasan," kata Iswar.