Anggota Dewan Turun Reses, Masyarakat Curhat Biaya Internet Besar Karena Sekolah Online

Orang tua siswa di Karanganyar mulai mengeluh tingginya biaya internet karena kebijakan sekolah online di masa pandemi Covid-19.


Ketua DPRD Karanganyar, Bagus Selo menemukan, fenomena tersebut saat menggelar reses dan bertemu dengan masyarakat.

Kebijakan pemerintah imbas dari pandemi Covid-19, maka sejak bulan Maret 2020 lalu, proses pembelajaran di sekolah dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Banyak wali murid yang mengadu kewalahan dengan anggaran itu (kuota internet). Karena sudah jelas menambah pengeluaran," papar Bagus Selo kepada RMOLJateng, Rabu (5/8).

Sementara itu, Bupati Karanganyar Juliyatmono  juga menerima keluhan serupa.

"Intinya mereka bertanya kapan masuk lagi. Karena sudah bosan di rumah," jelas Juliyatmono saat membuka Webinar dengan tema pembelajaran daring di era Covid-19 di ruang SIC, Diskominfo Karanganyar.

Untuk itu Juliyatmononmeminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) merencanakan persiapan yang matang untuk diupayakan September diusahakan simulasi pembelajaran tatap muka.  

Namun demikian, Pemkab Karanganyar tidak akan memaksa anak untuk masuk sekolah.

"Pembelajaran bisa diupayakan sosialisasi lingkungan atau pengenalan sekolah, dengan melakukan praktek tentang penerapan protokol  kesehatan di sekolah. Saya harap Disdikbud mempersiapkannnya secara matang," ungkap Juliyatmono.

Sementara itu Juliyatmono juga terus berupaya memaksimalkan jaringan internet bisa masuk sampai ke pelosok desa.

Salah satunya meminta Dinas Komunikasi dan Informatika untuk mengecek jaringan dari kecamatan sampai desa.

"Sebab ada juga anak yang mencari sinyal sampai ke kuburan. Tolong dicek, desa mana yang internetnya kurang bagus. Pemkab Karanganyar akan memfasilitasi hal tersebut," tandasnya.