Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo menyebutkan angka kasus stunting (tumbuh kembang yang kurang) makin menurun dalam waktu tiga tahun terakhir.
- Antisipasi PMK, Pemkot Semarang Keluarkan Surat Edaran Pelaksanaan Kurban
- Dispertan Bentuk URC untuk Turun ke Lapangan Tangani PMK
- Proyek USAID Di Indonesia, Apa Yang Akan Terdampak?
Baca Juga
Dimana pada tahun 2017 jumlah stunting di angka 22 persen dan ditahun 2018 mengalami penurunan di angka 13 persen dan ditahun 2019 berkurang lagi menjadi 7,6 persen.
"Pemerintah Kabupaten Karanganyar melalui Dinas Kesehatan rutin menggelar sosialisasi bahaya stunting kepada pelajar perempuan termasuk para ibu agar memperhatikan asupan gizi pada anak yang dikandung. Agar kasus stunting bisa ditekan," paparnya Rabu (4/12).
Selain itu, lanjut Cucuk Dinkes Karanganyar empat tahun terakhir juga bekerja sama dengan RS Hasan Sadikin Bandung dengan melakukan pengecekan pada bayi baru lahir untuk diketahui apakah berpotensi mengalami stunting dengan mengirimkan sample darahnya.
Namun Cucum juga mengakui, hal tersebut belum bisa dilakukan pada semua kelahiran. Selama ini baru mencapai 10 persen dari total kelahiran bayi di Karanganyar.
"Saat ini belum semuanya, baru di beberapa wilayah saja. Namun kedepannya diharapkan bisa mengcover semuanya," imbuh Cucuk.
Sebelumnya Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyebut masalah stunting harus benar-benar diperhatikan. Khususnya bagi remaja putri dan juga ibu-ibu yang sedang mengalami masa kehamilan.
Pemahaman ibu hamil dan pasangan muda juga remaja putri harus terus digiatkan. Naskah asupan gizi bagi bayi yang ada dalam kandungan sangatlah penting agar melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas," pungkas Juliyatmono.
- Anggota VIII DPR RI Kunjungi Rumah Singgah ODGJ di Rembang
- Dinkes Demak Minta Masyarakat Waspadai Penyakit Leptospirosis Yang Mematikan
- Hari Jadi IIDI Gelar Bazar Charity