Aplikasi kencan online marak dicari di tengah penguncian selama pandemi Covid-19.
- Istri Capres Oposisi Korsel Dihantam Isu Palsukan Resume untuk Melamar Kerja
- Perguruan Muhammadiyah Se-Indonesia Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Selasa Ini
- 6 Minggu Cuti Melahirkan, PM Ardern Siap Bekerja Lagi
Baca Juga
Aplikasi kencan online marak dicari di tengah penguncian selama pandemi Covid-19.
Mengutip kisah AFP, Rodrigo, pemuda Portugal berusia 18 tahun awalnya mencoba bersabar menghadapi penguncian yang panjang dengan melakukan hal-hal lain di rumahnya.
Namun, begitu penguncian menjadi panjang dan semakin dipanjangkan lagi, bahkan nyaris permanen, dia merasa kebosanan telah menekannya.
Awalnya kita bilang krisis akan berlalu, kita hanya perlu sedikit kesabaran. Tapi ketika yang 'sementara' itu menjadi panjang dan permanen, kita harus mencoba hal-hal baru,†ujarnya, mengakui akhirnya dia mencoba membuka-buka aplikasi yang membuatnya bisa berbaur dan berinteraksi.
Sekolah dilakukan online, dan pertemuan sangat dibatasi, membuat Rodrigo lebih banyak berada di rumah bersama orangtua.
"Saya merasa saya menghabiskan seluruh hidup saya dengan orangtua saya," katanya.
Ketika dia telah mencoba aplikasi online, ia menemukan banyak hal di sana yang membuat kebosanannya sedikit terobati. Rodrigo sekarang mengunjungi aplikasi kencan setiap hari. Lebih dari sekadar mengejar sensasi hubungan, mereka telah menjadi tempat untuk sekadar nongkrong.
Dia kini memiliki teman empat orang yang seusianya melalui aplikasi. Mereka bisa mengobrol setiap hari tentang apa saja, sebuah cara untuk 'menghilangkan stres dan frustrasi' selama penguncian pandemi.
Bukan hanya Rodrigo yang akhirnya tenggelam dalam aplikasi kencan. Banyak anak muda yang menghabiskan waktunya di luar jam pelajaran online untuk berdiskusi di aplikasi kencan.
Aplikasi kencan ini tidak lagi hanya cara untuk terhubung tetapi juga interaksi sederhana pada saat virus corona menyebabkan jutaan orang merasa kesepian.
Match, grup yang menaungi beberapa aplikasi kencan terkemuka seperti Tinder, Hinge, dan Meetic, mengatakan bahwa ada lebih dari satu juta pengguna pada kuartal terakhir tahun 2020, naik sekitar 12 persen menjadi sekitar 11 juta di seluruh dunia.
Salah satu pengguna mengatakan, aplikasi itu membuatnya lebih bersemangat dari yang semula merasa kesal dan kesepian berada di rumah tanpa bisa bertemu siapa-siapa.
"Ketika kami tidak bisa kuliah, lalu bar, restoran, dan bioskop semuanya tutup, kami menghabiskan sepanjang hari sendirian. Mengerikan," katanya.
Hal menarik, beberapa orang akhirnya menemukan pilihan hatinya selama bergabung dengan kencan online.
- Prabowo: Masyarakat Hati-Hati Kalau Terima Tawaran Keuntungan
- Visa Petenis Novak Djokovic Dibatalkan Australia
- India Bersiap Hadapi Gelombang Ketiga Pandemi