Covid varian Omicron kian mencengkram Australia, membuat rumah sakit di negara itu semakin terbebani dengan banyaknya pasien baru di tengah lonjakan kematian akibat virus.
- Bali Menjadi Tuan Rumah MNEK Pada 2025, Menjamu 38 Negara Delegasi
- Menhan Amerika Serikat Hegseth Menolak Permohonan Keanggotaan NATO Ukraina
- Pemutakhiran Korban Penembakan AMPP
Baca Juga
Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, sebanyak 77 kematian tercatat pada Selasa (18/1) waktu setempat, lebih tinggi dari sebelumnya yaitu 57 pada Kamis lalu, dan tercatat sebagai hari paling mematikan dalam pandemi Covid-19.
Ini berbanding terbalik dengan jumlah infeksi harian yang justru lebih rendah dibandingkan minggu lalu. Sekitar 73.000 infeksi baru dilaporkan pada Selasa, turun dari angka 150.000 pada Kamis lalu.
"Hari ini adalah hari yang sangat sulit bagi negara bagian kami," kata Perdana Menteri New South Wales (NSW) Dominic Perrottet dalam jumpa pers setelah negara bagiannya melaporkan rekor tertinggi 36 kematian, seperti dikutip dari 9News.
Sebagian besar dari mereka yang meninggal pada hari Selasa dilaporkan belum menerima suntikan booster, mendorong pejabat kesehatan negara bagian untuk mendesak lebih banyak warga Australia untuk segera divaksinasi.
Sementara itu, negara bagian Victoria mengumumkan tindakan darurat 'kode coklat', yang memungkinkan staf untuk dipindahkan ke area kritis. Hal ini juga memungkinkan rumah sakit untuk membatalkan atau menunda layanan klinik yang tidak mendesak.
"Pihak berwenang juga telah mengaktifkan rencana rumah sakit swasta untuk mengalihkan lebih dari 100.000 anggota staf dan hingga 57.000 perawat ke daerah yang terkena dampak Omicron di seluruh negeri," kata Menteri Kesehatan Greg Hunt.
Australia telah melaporkan sekitar 1,6 juta infeksi sejak pandemi dimulai, di mana sekitar 1,3 juta terjadi hanya dalam dua minggu terakhir. Total korban tewas mencapai 2.776.
- Kazakhstan Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Turki Kirimkan Dua Helikopter
- Kim Jong Un Terlihat Lebih Kurus di Hari Pemuda
- Connie Rahakundini Tak Yakin Perang Rusia Vs Ukraina Melebar jadi Perang Dunia III