Balita Stunting di Batang Capai 5.275 Jiwa

Jumlah balita yang terindikasi stunting di Kabupaten Batang mencapai 5.275 jiwa dari 37.302 jiwa atau setara 14,14 persen. Angka itu berdasarkan survey Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).


Survey E-PPGBM berdasarkan pengukuran berat badan. Lalu, ada juga survey Studi Status Gizi Indonesia (SGGI) yang mencatat angka stunting 21,7 persen. Survey keduanya berlangsung pada 2021.

"Angka stunting Kabupaten  Batang (berdasarkan survey SGGI) di bawah nasional (24 persen), di atas Jawa Tengah (20 persen)," kata Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, Rabu (20/7).

Rumus pengukuran survey SGGI berdasarkan sampel yang diambil dari 33 blok sensus. Jumlah balita yang disurvey di tiap blok berjumlah 10 bayi.

Ia menyatakan, stunting mengakibatkan pertumbuhan fisik dan otak yang tidak normal. Sehingga berpengaruh kepada pertumbuhan anak.

Beberapa upaya  yang dilakukan antara lain mengefektifkan program dari Jateng yaitu Nginceng Wong Meteng. Lalu, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan bayi.

"Kami juga bekerja sama dengan KUA agar penghulu melakukan pembekalan pra nikah," ucapnya.

Langkah lebih lanjut yaitu membentuk tim percepatan penurunan stunting kabupaten Batang. Anggota tim terdiri dari lintas sektoral.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Batang, Supriyono mengatakan infrastruktur turut mempengaruhi tingginya angka stunting.

"Salah satunya adalah masalah sanitasi atau kebiasaan buang air besar sembarangan," ujarnya.

Kemudian, masih kurangnya pengetahuan calon ibu tentang stunting. Lalu juga pengetahuan tentang asupan gizi.