Banyak Warga Datang ke Rumah Legislator Perempuan Ini Hampir Tiap Malam, Ada Apa?

Kediaman Latri, anggota DPRD dari PDIP setiap malam dipenuhi warga. Dian Tanti/RMOLJateng
Kediaman Latri, anggota DPRD dari PDIP setiap malam dipenuhi warga. Dian Tanti/RMOLJateng

Mungkin bagi sebagian masyarakat di yang kebetulan melintas di depan rumah yang berada jalan A.W. Monginsidi No. 18, Karangrejo RT 01/VI, Karanganyar, selama 10 hari terakhir merasa heran. 


Bagaimana tidak di rumah berdesain Jawa klasik ini hampir setiap sore hingga malam hari dipenuhi rombongan layaknya sedang hajatan. Mereka datang berombongan, ada yang menggunakan motor, mobil bahkan bis. 

Rombongan tersebut bukan untuk menghadiri kondangan, namun untuk bersilaturahmi dengan anggota DPRD Karanganyar dari PDIP, Latri Listyowati. 

Kehadiran mereka selain bersilaturahmi juga 'curhat' terkait persoalan yang terjadi di masyarakat. Mulai masalah jalan, fasilitas publik, sekolah dan banyak lagi.

Uniknya agar tidak merepotkan tuan rumah para tamu yang merupakan konstituen dari Latri membawa makanan sendiri.

"Tradisi seperti ini sudah lima belas tahun lebih. Saat lebaran justru warga yang datang bergantian,. Itu berlangsung lebih dari sepuluh hari usai lebaran," jelas Latri kepada RMOLJateng, Rabu (17/4) malam. 

Warga yang datang berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, Karang Taruna dan organisasi kemasyarakatan lain. Berasal dari Matesih, Mojogedang, Karanganyar Kota.

"Hampir setiap malam sekitar 70-80 orang yang datang. Disini kami biasa diskusi, banyak terima keluhan sekaligus masukan dari warga," papar Latri. 

Diketahui Latri telah menjabat sebagai anggota DPRD sejak 2009-2014, 2014-2019, 2019-2024. Maju melalui Daerah Pemilihan (Dapil) I Karanganyar meliputi Mojogedang, Karanganyar, Matesih. Dalam pileg 2024 ini Latri kembali melenggang ke kursi DPDR Karanganyar. 

"Untuk sampai ke titik ini saya sudah jatuh bangun. Kan awalnya hanya dari buruh pabrik batik bergaji Rp. 250 ribu, maju pertama hanya modal nekat," ucap Latri. 

Terjun ke dunia jugapolitik bukan disengaja, namun atas ajakan dari salah satu senior di PDIP untuk memenuhi batas kuota keterwakilan perempuan sebesar 30 persen sebagai salah satu syarat ikut pemilu.

Saat itu dalam pileg 2009  masih menggunakan nomer urut dan Latri mendapat nomor urutan ke 6. Namun dua bulan sebelum pencoblosan akhirnya putusan Mahkamah Agung (MK) keluar menjadi suara terbanyak bukan lagi sesuai nomer urut.

Tak disangka justru Latri yang mendapat suara terbanyak di dapil I dari seluruh partai politik peserta pemilu. Latri meraih 5600 suara dan mengantarkan dirinya ke kursi DPRD Karanganyar. 

"Saat itu usia saya sudah 29 tahun, dari buruh pabrik, genep-genep,dadi suara terbanyak. Modalnya gadaikan mobil dan bantuan gotong royong dari partai," bebernya. 

Menurut Latri kiprahnya selama di parlemen salah fokus dengan masalah perempuan. Seperti pemberdayaan perempuan, kemudian program seperti apa yang bisa diberdayakan untuk perempuan. 

"Seperti pengembangan UMKM tidak hanya untuk perempuan namun juga Karang Taruna untuk menggali potensi mereka. Dan kita berdayakan secara kontinue," pungkasnya.