Belum Lunas Sertifikat Sudah Berganti Nama, Warga Lapor Polisi

Kasus penipuan balik nama sertifikat tanah yang beberapa waktu lalu sempat diupload di akun Instagram @hotmanparisofficial terus berlanjut. Tujuh orang merasa telah ditipu dan  mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jateng, Kamis(23/8).


Mereka datang dari  Brebes, Salatiga, dan Kota Semarang dengan tujuan melaporkan seseorang yang diketahui bernama Edward atas dugaan kasus penipuan.

Salah satu pelapor Hari Nugroho (50) menjelaskan awal munculnya dugaan penipuan tersebut saat ada orang dari perbankan mendatangi sebidang tanahnya di Kelurahan Bendosari, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga sekitar empat bulan lalu.

"Saat itu ada orang dari Perbankan yang datang ke tanah kami katanya akan melelang dan menyebut tanah itu sudah atas nama orang lain. Saya kaget karena belum ada pelunasan dan belum merasa ke notaris suruh tanda tangan tapi kok atas namanya sudah berubah," ungkap Hari kepada RMOL Jateng, usai melapot di SPKT di Polda Jateng.

Ia menyebut ada dua sertifikat tanahnya yang telah dibalik nama, Dalam perjanjian awal ia menjelaskan akan dibayar dengan biaya Rp 400 juta untuk ke duanya. Namun baru dibayar 50%.  Hari kemudian menyerahkan sertifikat asli ke Edward.

"Namanya saat itu pak Edward sekitar pertengahan tahun 2016, dia meminjam sertifikat asli, katanya mau dicek ke BPN karena orangnya tampak baik saya juga ndak ada firasat buruk saya serahkan," terangnya.

Ternyata tanpa sepengetahuannya sertifikat tersebut kemudian dibalik nama. Mendapati hal tersebut, Heri kemudian berusaha menagih sisa pembayaran yang belum diberikan. Namun, hingga kini belum ada tanggapan.

Ia mengungkapkan hanya ingin apa yang belum dibayarkan dari transaksi jual-beli tanah segera dilunasi. Jika tidak dia ingin sertifikat tanahnya kembali karena belum merasa tanda tangan dalam akta jual beli. "Saya cuma mau hak saya diberikan," imbuhnya.

Berbeda dengan Hari yang merugi sekitar Rp 200 juta, kroban lainnya Widagdo (58) asal Semarang mengaku merugi kruang lebih 6 Milyar. Sementara itu Husni Thamrin asal Brebes menyebut mengalami kerugian sekitar Rp 4 Milyar.