Berikan Contoh Pertanian Perkotaan, Plt Walikota Semarang Panen Anggur di Taman Balaikota

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memberikan contoh kepada masyarakat Kota Semarang untuk bisa memanfaatkan lahan pekarangan atau lahan sempit disekitar rumah agar bisa dimanfaatkan menjadi lahan produktif dengan ditanam berbagai jenis tanaman seperti buah dan sayur.


Plt Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan pemanfaatan lahan sempit untuk dijadikan lahan pertanian ditengah perkotaan adalah bukan hal mustahil. 

Ia mencontohkan Taman Balaikota Semarang saat ini banyak ditanami tanaman buah seperti anggur, jeruk dan markisa. Selain itu ada juga tanaman padi yang ditanam dengan sistem tambulapot (tanaman buah dalam pot).

“Panen ini sebagai salah contoh kalau di kantor saja bisa diterapkan budidaya tanaman buah, entah itu didalam pot atau apapun. Jadi kami tidak hanya memberikan instruksi saja, tapi sudah melakukannya,” kata Ita, sapaannya, usai memanen buah anggur di Taman Balaikota Semarang bersama jajaran OPD, Jumat (25/11).

Dengan adanya panen anggur ini menandakan lahan pekarangan sempit pun bisa dimanfaatkan untuk menanam buah dan sayur. 

Bahkan Ita mengaku rasa buah anggur yang dipanennya sama dengan yang biasa dibeli di pasar. Artinya untuk bercocok tanam dan menghasilkan bahan pangan secara mandiri bisa dilakukan oleh masing-masing orang.

“Rasanya sama seperti yang dibeli di pasar, lahan-lahan kosong ini bisa dimanfaatkan untuk pertanian agar lebih produktif,” ucapnya.

Ita menyampaikan pemanfaatan lahan atau urban Farming ini bis dilakukan di pekarangan rumah maupun kantor. Sehingga bisa mewujudkan ketahanan pangan di Kota Semarang mulai dari tingkat rumah tangga.

“Kita berharap jika urban farming dilakukan masyarakat, maka akan terwujud kedaulatan dan ketahanan pangan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan metode urban Farming ini memang cocok dilakukan untuk perumahan atau perkantoran yang tidak banyak memiliki lahan pekarangan namun tetap ingin bercocok tanam.

“Jadi memang selain buah, sayuran pun bisa ditanam oleh masyarakat,” ujar Hernowo.

Dispertan juga memberikan pelatihan kepada masyarakat hingga membentuk kelompok wanita tani untuk bisa menerapkan sistem pertanian perkotaan ini. 

Bahkan saat ini Dispertan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang mengajarkan urban Farming kepada para siswa di sekolah dan menerapkan pertanian perkotaan ini di halama pekarangan sekolah.

“Kita juga sudah masuk ke sekolah, bahkan pelatihan urban farming untuk memaksimalkan aset yang ada,” bebernya.