Bidan Desa Ini Sosialisasikan Program KB Dengan Bahasa Jawa

Keberadaan seorang Duta KB terbukti efektif meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menyosialisasikan kesehatan reproduksi wanita dan memasyarakatkan program Keluarga Berencana.


Seperti yang dilakukan Bidan Tonik Karuniawati yang bertugas di Desa Bentak, Sidoharjo, Sragen. Bidan Tonik terpilih menjadi salah satu dari 294 Duta Kontrasepsi Oral (Duta OC). Dirinya mengaku dalam perlu  kesabaran dan ketekunan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat pedesaan.

Lulusan Akademi Kebidanan (Akbid Ungaran) ini mengaku tugas yang diembannya pastinya memiliki banyak tantangan termasuk suka dukanya saat memberikan sosialisasi pada masyarakat pentingnya menjadi aseptor KB.

"Pasti banyak tantangan termasuk suka dukanya. Bahkan awalnya saat diundang ke acara penyuluhan banyak yang tidak mau hadir. Itu tantangan tersendiri dan dirinya harus memiliki cara tersendiri untuk mendekati mereka," jelas Bidan Tonik, Selasa (11/12).

Akhirnya dirinya mencoba memahami kondisi dan tradisi di sekitar wilayah tugasnya. Strategi tersebut mulai masuk secara pelan-pelan dan mencoba memberikan pengetahuan tentang KB dan tidak secara langsung meminta mereka menjadi aseptor KB.

Selain itu cara penyampaian kepada masyarakat agar lebih mudah dipahami, dirinya menggunakan bahasa Jawa. Hal tersebut terbukti efektif dan berhasil sebab dengan menggunakan bahasa Jawa mereka tidak merasa 'ewuh pekewuh' (segan).

"Setelelah itu baru saya ajak bicara pelan-pelan. Kita rangkul mereka dahulu biar mereka tidak 'mengelak' untuk mengajak mereka berKB," ungkap Tonik. 

Dia menargetkan, ke depan bisa menekan angka kelahiran dan kehamilan di Kabupaten Sragen. "Alhamdulillah selama saya menjadi duta KB sudah mengalami lonjakan. Istilahnya program KB meningkat Karena rutin dilakukan sosialisasi. Yang dulunya tidak tahu jadi memahami dan kesadaran masyarakat untuk berKB sudah tinggi. Angkanya hampir mencapai 600 peserta KB," tandasnya.