Jihad Santri Jayakan Negeri

Bincang Sore RSKW Demak

Santri bukan lagi warga negara kelas dua, namun santri menempati posisi khusus di era sekarang.


Jihad Santri muliakan negeri adalah spirit yang lahir dan tumbuh sebagai bentuk komitmen nyata menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Ke depan santri perlu hadir lebih nyata dalam memberi kontribusi kepada bangsa dan negara. Itulah benang merah yang dirangkum dari bincang sore RSKW Demak dengan Kepala Kantor Kementerian Agama Demak, Afief MundIer, S.Ag, Msi, Jumat (20/10).

Dalam bincang bincang yang dipandu Nikita Ari, lebih jauh Afief Mundzier berharap, santri perlu lebih membekali diri dengan beragam kompetensi. "Kuncinya itu adalah menguasai masalah, apa saja, pengetahuan umum, teknologi, dan ilmu yang lain. Kalau kita paham, kita pasti percaya diri,"kata alumni UIN Wali Sanga Semarang dan Magister Ilmu Pemerintahan dari Undip ini.

Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah integritas. "Orang itu kalau jujur berani. Jadi kepada semua, khususnya Santri, pesan saya jaga integritas,"tambahnya.

Dialog kali ini diinisiasi dalam rangka memperingati Hari Santri 2023. "Alhamdulillah, untuk tingkat Provinsi Demak mendapat kehormatan jadi tuan rumah,"ujar orang nomor satu di jajaran Kemenag Demak ini.

Afief Mundzier sangat bersyukur mendapat amanah sebagai Kepala Kemenag Demak. "Ini kebahagiaan tersendiri dapat mengabdi di kampung halamab,"kilahnya. Kesempatan itu tidak disia -siakan, kini bersama jajarannya sedang fokus melakukan revitalisasi dan mengkonsolidasi BKM.

Sebagai daerah episentrum spiritual yang tidak hanya berskala nasional tapi juga internasional, BKM harus dapat ikut andik menjadi lokomotif pembangunan di Demak. Karenanya jika ada hal yang kurang pas dan tidak sesuai harapan umat harus segera diluruskan.

Di sisi lain Kepala Kantor Kemenag Demak ini juga menyinggung potensi besar wisata religi yang dimiliki Demak. "Bahkan untuk di Jawa Tengah, jumlah tersebut masih diurutan nomer 2 setelah Borobudur untuk skala wisata religi," ujarnya.

Pembicaraan pun berlanjut dengan pembahasan terkait revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) , dimana Kakemenag menanyakan kenapa RMOLJateng concern dengan BKM. Dimana Ia melihat BKM merupakan aset peninggaln Sultan Fatah yang merupakam aset peradaban.

"Sayangnya kekayaan itu tercerai berai, sehingg pemerintah hadir mengamankan wakaf-wakaf," ucap Afief Mundzier.