Bagi masyarakat Korea Selatan, minuman beralkohol adalah pendamping seumur hidup, baik di kala sedih maupun gembira.
- Jalan Desa Kadiwono Dulu Rusak dan Berbahaya, Kini Mulus Berkat Bantuan Infrastruktur dari Semen Gresik
- Ditinggal Pemilik dan Tak Bayar Retribusi, Disdag Kota Semarang Segel Lapak Pedagang Pasar Johar
- 73 Pemuda Kota Magelang Dilatih Berwirausaha
Baca Juga
Bahkan soju, jenis minuman beralkohol paling terkenal di Korsel yang didestilasi dari beras, telah menjadi komponen budaya; bagian penting dari ritual agama dan sosial.
Namun kini, masyarakat Korsel telah dapat menikmati pilihan baru, yaitu Bir Bintang, yang sejak 1 Juni telah memenuhi gerai-gerai mini market dan supermarket yang ada di seluruh Korsel dalam kategori affordable premium.
"Diharapkan seteguk Bir Bintang akan memberikan rasa Indonesia dan mengobati rasa kangen masyarakat Korsel yang pernah ke Indonesia," tutur Wakil Kepala Perwakilan RI di Seoul Siti Sofia Sudarma saat launching Bir Bintang di Seoul, Kamis (7/6).
Ya, bir ikonik ini akan menjadi bir Indonesia pertama yang dijual di Korsel. Bir Bintang akan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari kemasan kaleng 330 ml, kaleng 500 ml, botol 330 ml, dan botol 620 ml.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Euromonitor 2014, rata-rata konsumsi minuman keras di Korsel tiap orangnya mencapai 13,7 gelas per minggu. Angka ini berhasil mengalahkan masyarakat Rusia yang mengonsumsi 6,3 gelas per minggu.
Perkembangan leisure economy di mana terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat Korsel ke arah experience based telah mendorong permintaan alternatif bir baru. Inilah yang dibidik Indonesia untuk memasarkan Bir Bintang ke Korsel.
Korsel mengimpor senilai 263 juta dolar AS atau sebanyak 331 juta kg bir di tahun 2017, meningkat 45 persen dari tahun sebelumnya.
Selama ini, minuman beralkohol seperti bir belum menjadi produk utama ekspor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Korsel sendiri masih didominasi antara lain oleh produk tambang dan perkebunan.
Dengan masuknya Bir Bintang ke Korea Selatan, maka Indonesia tidak hanya diversifikasi pasar ekspor saja, tetapi juga melakukan diversifikasi produk ekspor ke pasar ekspor tradisional.
Siti Sofia mengatakan, pemerintah Indonesia saat ini terus mengupayakan peningkatan ekspor melalui dua sisi, yaitu diversifikasi pasar serta diversifikasi produk ekspor ke negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia.
"Hadirnya Bir Bintang di Korsel tentunya akan menambah deretan produk minuman Indonesia yang tersedia di etalase gerai-gerai makanan dan minuman ataupun di convenient stores di Korsel. Produk lainnya akan segera menyusul," tegas Siti.
Jumlah bir yang dipasok di Korsel secara total mencapai senilai 2,16 triliun won atau 2,19 miliar liter di tahun 2016. Bir menjadi minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi masyarakat di sana atau sekitar 43 persen dari semua minuman beralkohol yang ada.
Pasar bir di Korsel sendiri mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini antara lain dikarenakan peningkatan permintaan konsumsi minuman beralkohol yang lebih terjangkau akibat menurunnya tingkat ekonomi lokal serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi minuman dengan kadar alkohol rendah.
Selain itu juga ditambah dengan banyaknya permintaan varian rasa dan kualitas yang berbeda serta meningkatnya konsumsi minuman alkohol di kalangan wanita.
Korsel mengimpor produk makanan dan minuman olahan dari Indonesia sebesar 134,2 juta dolar AS di tahun 2017.
Dari total tersebut, nilai produk minuman hanya sebesar 486 ribu dolar AS saja. Secara keseluruhan, total ekspor produk minuman Indonesia tahun 2017 mencapai senilai 113,2 juta dolar AS, termasuk produk minuman beralkohol yang hanya senilai 11,95 juta dolar AS dengan pangsa pasar 10,55 persen terhadap total ekspor produk minuman secara keseluruhan.
Pasar makanan dan minuman Korsel yang terus berkembang inilah yang menjadi perhatian KBRI Seoul untuk terus membuka peluang bagi pelaku ekspor makanan dan minuman Indonesia agar mampu bersaing dengan pemasok dari negara-negara lainnya.
- Solo Bersiap Menjadi Smart City
- Transformasi Bisnis Digital, Bank BTPN Gencarkan Pelatihan UMKM untuk Nasabah
- Pemkot Pekalongan Usulkan 14,49 Juta Kilogram LPG Bersubsidi