Bisnis Transportasi Online Uber Di San Fransisco Terdampak Covid-19

Bisnis transportasi online ikut terkena imbas akibat pandemi virus corona.


Bisnis transportasi online ikut terkena imbas akibat pandemi virus corona.

Dilansir dari Kantor Berita RMOL, perusahaan Uber yang berbasis di San Fransisco pada Rabu (10/2) melaporkan telah mengalami kerugian dalam tiga bulan terakhir.

Nilai kerugian tersebut berjumlah 988 juta dolar AS. Dibandingkan dengan kuartal tahun sebelumnya, nilai itu memang berkurang dari yang sebelumnya berjumlah 1,1 miliar dolar AS.

Namun begitu, perusahaan mengakui angka tersebut sangat mengganggu.

Aturan Bekerja Dari Rumah dan Pembelajaran Online, mempengaruhi angka ini.

Satu sisi pendapatan pengantaran tumpangan turun drastis, tetapi pendapatan dari pengiriman makanan justru melonjak.

Pendapatan pada kuartal tersebut adalah 3,2 miliar dolar AS, turun 16 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, menurut laporan Uber, seperti dikutip dari AFP.

"Tahun 2020 menguji ketahanan kami, tetapi itu juga secara dramatis mempercepat kemampuan kami dalam perdagangan lokal," kata kepala eksekutif Uber Dara Khosrowshahi.

Uber mengatakan segmen 'mobilitas' pada kuartal tersebut termasuk layanan pemesanan kendaraan turun 52 persen dari tahun sebelumnya, sementara operasi pengirimannya, termasuk layanan makanan Uber Eats- mengalami lonjakan pendapatan sebesar 224 persen.

"Uber berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan profitabilitas kami pada tahun 2021," ujar kepala keuangan Nelson Chai.

Ada sisi yang turun dan sebaliknya ada sisi yang positif. Daniel Ives dari Wedbush Securities mengatakan hasil tersebut mewakili langkah besar lain ke arah yang benar dan menunjukkan gambaran yang membaik ketika layanan transportasi berbasis smartphone ini tetap eksis di tengah pandemi.

"Perusahaan jelas melihat rebound dalam metrik ridesharing," kata Ives.