Badan Narkotika Nasional (BNN) Propinsi Jateng menyebut tidak ada satu pun daerah atau wilayah yang berani menyatakan bebas narkoba. Pasar narkoba Indonesia terbuka luas, tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga jadi sasaran yang menjadikan bisnis narkoba tetap subur.
- Pemuda di Demak Habisi Nyawa Kekasih dalam Kondisi Hamil Enam Bulan
- Pelaku Pembunuhan Wanita di Hutan Grobogan Ditangkap Resmob Polrestabes Semarang
- Tiga Pembobol SDN Gondoriyo Jambu Diamankan
Baca Juga
Posisi geografis Indonesia yang terbuka menyebabkan narkoba mudah masuk dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Secara bisnis pasar Indonesia sangat menjanjikan, ini yang wajib diwaspadai," kata Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Penyuluhan (
Jamaludin mengatakan salah satu indikasi narkoba adalah bisnis yang menggiurkan, bahwa pelaku tidak takut dipenjara, karena didalam penjara pun masih bisa menjalankan bisnis tersebut.
"Di Jawa Tengah saja 70% peredaran narkoba dikendalikan dari dalam penjara. Mengapa bisa demikian, karena bisnis ini menghasilkan uang yang sangat besar. Kami pernah menghitung transaksi di rekening salah seorang terpidana narkoba bisa mencapai Rp300 juta per hari, bayangkan," kata Jamaludin.
Seminar yang diikuti oleh sejumlah organisai maupun pegiat antinarkoba, di antaranya komunitas kampung anti narkoba di Kampung Gajahan, Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat), Mitra Alam, Pagar Nusa, Satnarkoba Polres Surakarta, Kodim Surakarta, dan elemen masyarakat.
"Indonesia saat ini dalam posisi darurat narkoba tidak salah. Termasuk Kota Solo, saat ini juga dalam situasi genting menghadapi narkoba. Karenanya semua elemen masyarakat, terutama orang tua harus waspada terhadap peredaran narkoba yang kian mengkhawatirkan," imbuhnya.
- Beli Saham Crypto, Pegawai Bank BUMN Ditahan Kejati Jateng
- Kreak Yang Resahkan Masyarakat Waktu Sahur Di Ngaliyan Babak Belur Saat Tertangkap Warga
- Korban Pembunuhan Sempat Kabari Istri Menjemput Penumpang di Mangkang